• Tentang Kami
  • Iklan
  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
Selasa, 2 Desember, 2025
No Result
View All Result
FOKUS+
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah
Chanelmuslim.com
No Result
View All Result
Home Syariah

Berbuat Baik Itu Kepada Semua Manusia, Loyalitas Itu Kepada Sesama Mukmin

April 14, 2025
in Syariah, Unggulan
Hak-hak Persaudaraan dalam Islam

(foto: pixabay/giselaatje)

92
SHARES
704
VIEWS
Share on FacebookShare on TwitterWhatsappTelegram
ADVERTISEMENT

BERBUAT baik itu kepada semua manusia, loyalitas itu kepada sesama mukmin dijelaskan oleh Ustaz Farid Nu’man Hasan berikut ini.

Allah Ta’ala berfirman:

لَّا يَنۡهَىٰكُمُ ٱللَّهُ عَنِ ٱلَّذِينَ لَمۡ يُقَٰتِلُوكُمۡ فِي ٱلدِّينِ وَلَمۡ يُخۡرِجُوكُم مِّن دِيَٰرِكُمۡ أَن تَبَرُّوهُمۡ وَتُقۡسِطُوٓاْ إِلَيۡهِمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُقۡسِطِينَ

Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tidak memerangimu dalam urusan agama dan tidak mengusir kamu dari kampung halamanmu. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berlaku adil.

(QS. Al-Mumtahanah, Ayat 8)

Ayat ini menunjukkan bolehnya berbuat baik (al birr) dan adil (al qisth) kepada non muslim yang mau berbuat baik dan yg tidak memerangi kaum muslimin, seperti kaum wanita dan orang-orang lemah di antara mereka. (Tafsir Ibnu Katsir, juz. 8, hlm. 90)

Turunnya ayat ini, gara-gara Asma binti Abu Bakar menolak menerima berbagai hadiah dari Qutailah (ibunya Asma, saat itu masih musyrik) dan melarang dia masuk ke rumahnya.

Hal ini ditanyakan Aisyah ke Rasulullah maka turunlah ayat di atas, dan nabi pun memerintah Asma utk menerima hadiah itu dan mengizinkan masuk ke rumahnya.

(HR. Ahmad no. 15529, namun dinilai dhaif oleh Syaikh Syuaib al Arnauth)

Berbuat baik kepada orang kafir, apalagi masih ada hub keluarga tentu dibolehkan.

عَنْ أَسْمَاءَ بِنْتِ أَبِي بَكْرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَتْ
قَدِمَتْ عَلَيَّ أُمِّي وَهِيَ مُشْرِكَةٌ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَاسْتَفْتَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْتُ وَهِيَ رَاغِبَةٌ أَفَأَصِلُ أُمِّي قَالَ نَعَمْ صِلِي أُمَّكِ

Dari Asma’ binti Abi Bakr radhiallahu’anhuma berkata; Ibuku menemuiku saat itu dia masih musyrik pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lalu aku meminta pendapat kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Aku katakan, “Ibuku sangat ingin (aku berbuat baik padanya), apakah aku harus menjalin hubungan dengan ibuku?” Beliau menjawab, “Ya, sambunglah silaturrahim dengan ibumu”.

(HR. Bukhari no. 2620)

Baca Juga: Berbuat Baik kepada Anak itu seperti Bercocok Tanam

Berbuat Baik Itu Kepada Semua Manusia, Loyalitas Itu Kepada Sesama Mukmin

Menurut Imam Ibnul ‘Arabi, khusus berbuat adil (al qisht) tetap wajib baik kepada kafir yang memerangi umat Islam atau tidak. (Tafsir Al Qurthubi, juz. 18, hlm. 59)

Menurut Imam Ibnu Jarir, ayat ini berlaku untuk semua orang kafir baik Mekkah atau luar Mekkah, baik dulu atau sekarang, dan ayat ini tidak di-nasakh.

Yang penting mereka tidak memerangi dan mengusir umat Islam, maka tidak apa-apa berbuat baik dan adil kepada mereka. (Tafsir Ath Thabari, juz. 28, hlm. 66)

Berbuat baik dan adil kepada semua manusia adalah bab Muamalah sehingga tidak apa-apa menjenguk mereka yang sakit seperti yang Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam lakukan kepada pemuda Yahudi. (HR. Bukhari No. 1356)

Tidak apa-apa pula takziyah kepada dzimmi yang wafat menurut mayoritas fuqaha, dan mendoakan agar keluarganya tetap mendapatkan rezeki (agar bisa bayar jizyah). Seperti yang disampaikan Imam Ibnul Qayyim, dalam Ahkam Ahl adz Dzimmah.

Namun berbuat baik dan adil kepada kafir dzimmi, bukan berarti mawaddah (berkasih sayang) dan muwalah (loyalitas).

Sebab mawaddah dan muwaaalah hanyalah khusus untuk orang-orang beriman.

Mawaddah dan Muwaalah kepada orang kafir tidaklah ada dalam kamus orang beriman.

Allah Ta’ala berfirman:

لَّا تَجِدُ قَوۡمٗا يُؤۡمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلۡيَوۡمِ ٱلۡأٓخِرِ يُوَآدُّونَ مَنۡ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوۡ كَانُوٓاْ ءَابَآءَهُمۡ أَوۡ أَبۡنَآءَهُمۡ أَوۡ إِخۡوَٰنَهُمۡ أَوۡ عَشِيرَتَهُمۡۚ أُوْلَٰٓئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ ٱلۡإِيمَٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٖ مِّنۡهُۖ وَيُدۡخِلُهُمۡ جَنَّٰتٖ تَجۡرِي مِن تَحۡتِهَا ٱلۡأَنۡهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَاۚ رَضِيَ ٱللَّهُ عَنۡهُمۡ وَرَضُواْ عَنۡهُۚ أُوْلَٰٓئِكَ حِزۡبُ ٱللَّهِۚ أَلَآ إِنَّ حِزۡبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ

Engkau (Muhammad) tidak akan mendapatkan suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapaknya, anaknya, saudaranya atau keluarganya.

Mereka itulah orang-orang yang dalam hatinya telah ditanamkan Allah keimanan dan Allah telah menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang dari Dia.

Lalu dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya.

Merekalah golongan Allah. Ingatlah, sesungguhnya golongan Allah itulah yang beruntung.

(QS. Al-Mujadilah, Ayat 22)

Dalam ayat lainnya:

إِنَّمَا وَلِيُّكُمُ ٱللَّهُ وَرَسُولُهُۥ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱلَّذِينَ يُقِيمُونَ ٱلصَّلَوٰةَ وَيُؤۡتُونَ ٱلزَّكَوٰةَ وَهُمۡ رَٰكِعُونَ

Sesungguhnya wali kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang melaksanakan shalat dan menunaikan zakat, seraya tunduk (kepada Allah).

(QS. Al-Ma’idah, Ayat 55)

Maka menunjukkan mawaddah dan muwaalah kepada mereka pada saat hari raya, atau hari-hari lainnya adalah terlarang. Seperti ikut merayakan, ikut suka cita, ikut sumringah, ini tidak dibenarkan.

Imam Ibnu Nujaim mengatakan, “Abu Hafs Al-Kabir berkata, “Apabila seorang muslim yang menyembah Allah selama 50 tahun, lalu datang pada Hari Nairuz (hari raya kaum Majusi) dan memberi hadiah telur pada sebagian orang musyrik dengan tujuan untuk ikut memuliakan hari itu, dia telah kufur dan terhapus amalnya.

“Penulis kitab Al-Jami’ Al-Asghar berkata, “Apabila (seseorang) memberi hadiah kepada sesama muslim pada hari Nairuz dan tidak bermaksud mengagungkan hari itu, tetapi hanya karena itu telah menjadi tradisi, dia tidak kufur. Namun, dia tidak patut melakukan perbuatan itu pada hari (Nairuz) itu secara khusus. (Al-Bahr Al-Raiq, juz. 8, hlm. 55)

Toleransi antar umat beragama artinya tidak saling mengganggu dan memaksa sesama pemeluk agama. Bukan campur-campur keyakinan, bukan pula ikut-ikutan ibadah dan perayaan yang sifatnya eksklusif masing-masing agama.

Kekuatan dan kegagahan sebuah agama adalah selama pemeluknya masih konsisten dengan aqidah dan ibadahnya yang khas, inilah yang dijaga belasan abad lamanya oleh para ulama.

Namun ketika hal ini sudah blur dan tidak jelas batasnya, sebagaimana pada umat yang lain, maka ritual agama hanya menjadi festival sosial tanpa makna.

Wallahu a’lam. Wa Shallallahu ‘Ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala Aalihi wa Shahbihi wa Sallam.[ind]

 

Tags: Berbuat Baik Itu Kepada Semua ManusiaLoyalitas Itu Kepada Sesama Mukmin
Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM Dapatkan Informasi Terupdate Terbaru Melalui Saluran CMM
Previous Post

Pola Parenting Orangtua di Jepang dalam Memperhitungkan Nutrisi Bekal Anak di Sekolah

Next Post

Anak Usia Prasekolah Mulai Penasaran Tentang Banyak Hal

Next Post
Anak Usia Prasekolah Mulai Penasaran tentang Banyak Hal

Anak Usia Prasekolah Mulai Penasaran Tentang Banyak Hal

Mau Nikah tapi Calon Suami Ingin Jadi Mualaf Dulu

Pernikahan Rasulullah dengan Aisyah (Bagian 4)

Berikut Tanda Paru-Paru Kamu Tidak Sehat

Berikut Tanda Paru-Paru Kamu Tidak Sehat

  • Kisah Fathan, Bayi Tiga Bulan yang Selamat meski Hanyut di Banjir Sumatera Barat

    Kisah Fathan, Bayi Tiga Bulan yang Selamat meski Hanyut di Banjir Sumatera Barat

    73 shares
    Share 29 Tweet 18
  • Doa Ibu yang Mengubah Nasib Anak

    3242 shares
    Share 1297 Tweet 811
  • Jangan Putus Asa, Ada 20 Pintu Rezeki yang Bisa Kamu Usahakan

    111 shares
    Share 44 Tweet 28
  • 124 Nama Sahabiyat untuk Bayi Perempuan

    7672 shares
    Share 3069 Tweet 1918
  • Bahaya Kebiasaan Meminjam Helm

    118 shares
    Share 47 Tweet 30
  • Nasi Kebuli Ayam Istimewa

    221 shares
    Share 88 Tweet 55
  • 4 Macam Mad Lazim, Berikut Ini Pengertian dan Contohnya

    5184 shares
    Share 2074 Tweet 1296
  • Ayat Al-Qur’an tentang Traveling

    443 shares
    Share 177 Tweet 111
  • Mandi Junub Menggunakan Shower

    4899 shares
    Share 1960 Tweet 1225
  • Doa Rabithah dan Keutamaan Membacanya

    2071 shares
    Share 828 Tweet 518
Chanelmuslim.com

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga

Navigate Site

  • IKLAN
  • TENTANG KAMI
  • PEDOMAN MEDIA SIBER
  • REDAKSI
  • LOWONGAN KERJA

Follow Us

No Result
View All Result
  • Home
  • Jendela Hati
    • Thinking Skills
    • Quotes Mam Fifi
  • Keluarga
    • Suami Istri
    • Parenting
    • Tumbuh Kembang
  • Pranikah
  • Lifestyle
    • Figur
    • Fashion
    • Healthy
    • Kecantikan
    • Masak
    • Resensi
    • Tips
    • Wisata
  • Berita
    • Berita
    • Editorial
    • Fokus +
    • Sekolah
    • JISc News
    • Info
  • Khazanah
    • Khazanah
    • Quran Hadis
    • Nasihat
    • Ustazah
    • Kisah
    • Umroh
  • Konsultasi
    • Hukum
    • Syariah

© 1997 - 2025 ChanelMuslim - Media Online Pendidikan dan Keluarga