INDONESIA akan memiliki dua area kampung haji di Mekkah dengan jarak sekitar 2,5 kilometer dari Masjidil Haram.
Area yang pertama akan siap digunakan untuk musim haji berikutnya di tahun 2026. Lahan itu adalah hasil akuisisi aset perhotelan dan lahan di dalam kawasan terpadu yang terletak sekitar 2,5 kilometer dari Masjid Al-Haram di Mekah dari perusahaan Thakher Development Company.
Aset yang dimaksud adalah Novotel Makkah Thakher City, sebuah hotel yang beroperasi dengan 1.461 kamar yang dapat menampung 4.383 jemaah. Ada juga 14 bidang tanah seluas total sekitar 4,4 hektare yang diakuisisi untuk pengembangan di masa depan.
Baca juga: Indonesia Berencana Bangun Kampung Haji di Makkah
Indonesia akan Miliki Dua Area Kampung Haji di Mekkah
Pengembangan yang akan dilakukan adalah pembangunan 13 tower hunian dan juga satu mal untuk jemaah haji dalam kawasan yang sama.
Total bila ditambah dengan 13 tower baru area tersebut akan memiliki 6.025 kamar yang mampu menampung 23 ribu jemaah.
Danantara akan menanggung penuh akuisisi dan juga pengembangan kawasan di area kampung haji yang pertama ini. Total biaya yang dikeluarkan untuk akuisisi sendiri sekitar US$ 500 juta atau sekitar Rp 8,3 triliun (kurs Rp 16.600).
Sementara untuk pengembangan belasan tower dan pusat perbelanjaan diperlukan dana kira-kira US$ 700-800 juta atau sekitar Rp 11,6-13,2 triliun.
Selanjutnya, Danantara juga sedang mengikuti proses lelang untuk lahan seluas 80 hektare yang disiapkan untuk menjadi area kampung haji yang kedua. Letaknya pun berdekatan dengan Masjidil Haram hanya 2,5 kilometer saja.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Ada sekitar 8 lot yang ditawarkan pemerintah Arab Saudi ke Danantara. Indonesia mengincar lot keenam dengan total 90 pihak yang ikut lelang. Indonesia sendiri sudah masuk 2 besar pelelang terdepan saat ini.
Lahan yang dilelang ini kemungkinan akan menjadi pengembangan jangka panjang, sebab lahan tersebut benar-benar kosong dan butuh banyak pembangunan sarana dan prasarana dasar.
Soal biaya, lahan tersebut bisa dibeli Indonesia dengan mahar US$ 750 juta. Untuk lahan kemungkinan akan dibiayai pembeliannya oleh Danantara. Dalam pengembangannya, dia mengajak instansi lain ikut serta. [Din]



