BEBERAPA fenomena akhir zaman ini mungkin tanpa sadar kita rasakan dan bahkan alami sendiri. Satria Hadi Lubis merincinya menjadi 16 fenomena kehidupan yang merupakan tanda akhir zaman.
Fenomena yang banyak terjadi ini disebut fenomena karena banyak yang melakukannya sehingga Ustaz Satria menulis:
“Banyak yang salah jalan tapi merasa tenang karena banyak teman yang sama-sama salah. Beranilah menjadi benar meskipun sendirian.”
Itulah pesan yang menohok hati yang menjadi inspirasi bagi kita untuk terus memperbaiki diri dan berani melakukan hal yang benar meskipun tidak populer.
Baca Juga: Tanda-tanda Akhir Zaman yang Kerap Dilupakan
16 Fenomena Akhir Zaman yang Tanpa Sadar Kita Rasakan
1. Banyak rumah makin besar, tapi penghuninya makin kesepian.
2. Anak makin sedikit, tapi kedurhakaan anak makin banyak.
3. Anak muda makin haus perhatian, tapi mereka makin tenggelam dengan hape.
4. Gelar makin tinggi, tapi akal sehat makin rendah.
5. Pengobatan makin canggih, tapi penyakit makin banyak.
6. Travelling keliling dunia, tapi tidak kenal dengan tetangga sendiri.
7. Penghasilan makin meningkat, tapi ketentraman jiwa makin berkurang.
8. Kualitas ilmu makin tinggi, tapi kualitas emosi makin rendah.
9. Jumlah manusia makin banyak, tapi rasa kemanusiaan makin tipis.
View this post on Instagram
10. Edukasi keluarga harmonis makin marak, tapi selingkuh makin banyak.
11. Teman di dunia maya makin banyak, tapi sahabat di dunia nyata makin sedikit.
12. Ilmu makin tersebar, tapi adab dan akhlak makin lenyap.
13. Belajar makin mudah, tapi guru makin tidak dihargai.
14. Teknologi informasi makin canggih, tapi hoaks dan pameran aib makin marak.
15. Orang yang rendah ilmunya makin percaya diri tampil di medsos, orang yang tinggi ilmunya makin minder menyampaikan kebenaran.
16. Tontonan makin banyak, tuntunan makin sedikit.
Akhirnya yang salah dianggap biasa, apalagi makin banyak yang melakukannya, sehingga menjadi kebiasaan umum.
Semoga kita terus belajar dan berdakwah untuk mengetahui mana yang hak dan batil menurut Allah, bukan menurut subyektivitas hawa nafsu manusia.
Semoga kita semua tetap berada di dalam lindungan Allah subhanahu wa ta’ala, walau di jalan-jalan kebenaran yang sepi.[ind]