ABDULLAH bin Ummi Maktum pernah dituntun iblis ke masjid. Cerita ini mungkin membingungkan, tapi inilah yang terjadi pada sahabat Nabi yang buta tersebut.
Masih ingatkah kamu dengan seorang sahabat Nabi yang tak dapat melihat? Karena dia, Allah Subhanahu wa taala lalu menegur Nabi Shallallahu alaihi wa sallam dan mewahyukan Surah A’basa?
Suatu ketika, sahabat Nabi ini menghampiri baginda Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, ia hendak meminta izin, untuk tidak mengikuti jamaah subuh, karena tak ada yang menuntunnya menuju masjid.
Setelah mendengar alasannya, baginda Rasul bertanya,“Apakah engkau mendengar azan?”, Abdullah lantas menjawab,“Tentu baginda,”. “Kalau begitu tidak ada keringanan untukmu,” tandas Rasul.
Layaknya hamba Allah yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan perintah-Nya. Abdullah lalu melaksanakan atas apa yang diperintahkan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.
Dengan mantap, ia berikrar untuk mendirikan jamaah subuh di masjid, sekalipun dirinya harus meraba-raba dengan tongkat untuk menuju sumber azan.
Keesokan harinya, tatkala fajar menjelang dan azan mulai berkumandang, Abdullah bin Ummi Maktum bergegas memenuhi panggilan Illahi.
Tak lama, ketika ia mengayunkan kakinya beberapa langkah, tiba-tiba ia tersandung sebuah batu, badannya lalu tersungkur jatuh, dan sebagian ongkahan batu itu tepat mengenai wajahnya, dengan seketika darahpun mengalir dari mukanya yang mulia.
Dengan cepat Abdullah kembali bangkit, sembari mengusap darah yang membasahi wajahnya, iapun dengan mantap akan kembali melanjutkan perjalanan menuju masjid.
Baca Juga: Iblis Takut kepada Orang yang Tertidur dengan Ilmu
Kisah Abdullah bin Ummi Maktum Dituntun Iblis ke Masjid
Selang beberapa saat, datang seorang sosok lelaki tak dikenal menghampirinya, kemudian lelaki itu bertanya, “Paman hendak pergi ke mana?”. “Saya ingin memenuhi panggilan Ilahi,” jawab Abdullah tenang.
Lalu, laki-laki asing itu menawarkan jasanya, “Saya akan antarkan Paman ke masjid, lalu nanti kembali pulang ke rumah.”
Lelaki itu pun segera menuntun Abdullah menuju masjid, dan kemudian mengantarkannya kembali pulang.
Hal ini ternyata tidak hanya sekali dilakukan lelaki asing itu, tiap hari ia selalu menuntun Abdullah ke masjid dan kemudian mengantarkannya kembali ke rumah.
Tentu saja, Abdullah bin Ummi Maktum sangat gembira, karena ada orang yang dengan baik hati mengantarnya salat berjamaah, bahkan tanpa mengharapkan imbalan apapun.
Hingga tibalah suatu saat, ia ingin tahu siapa nama lelaki yang selalu mengantarnya. Ia lalu menanyakan nama lelaki budiman itu.
Namun spon,tan lelaki asing itu menjawab, “Apa yang Paman inginkan dari namaku?”.
“Saya ingin berdoa kepada Allah, atas kebajikan yang selama ini engkau lakukan,” jawab Abdullah.
“Tidak usah,” tegas lelaki itu. “Paman tidak perlu berdoa untuk meringankan penderitaanku, dan jangan sekali-kali paman menanyai namaku,” tegasnya.
Abdullah terhentak dan terkejut atas jawaban lelaki itu.
Ia pun kemudian bersumpah atas nama Allah, meminta lelaki itu untuk tidak menemuinya lagi, sampai ia tahu betul siapa dan mengapa ia terus memandunya menuju masjid dan tidak mengharapkan balasan apapun.
Mendengar sumpah Abdullah, laki-laki itu kemudian berpikir panjang, ia kemudian berkata, “Baiklah akan aku katakan siapa diriku sebenarnya. “Aku adalah Iblis,” jawabnya.
Abdullah tersentak tak percaya, “Bagaimana mungkin engkau menuntunku ke masjid, sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk mengerjakan sholat?”.
Iblis itu kemudian menjawab, “Engkau masih ingat ketika dulu hendak melaksanakan shalat subuh berjamaah, dirimu tersandung batu, lalu bongkahannya melukai wajahmu?”.
“Iya, aku ingat,” jawab Abdullah. “Pada saat itu, aku mendengar ucapan Malaikat, bahwasanya Allah telah mengampuni setengah dari dosamu, aku takut kalau engkau tersandung untuk kedua kali, lalu Allah menghapuskan setengah dosamu yang lain,” jelas Iblis.
“Oleh karena itu, aku selalu menuntunmu ke masjid dan mengantarkanmu pulang, khawatir jika engkau kembali ceroboh lagi ketika berangkat ke masjid”.
Baca Juga: Konferensi Iblis
Astaghfirullah, ternyata Iblis tak pernah rela sedikitpun melihat hamba Allah menjadi ahli ibadah.
Terbukti semua cara ia tempuh, hingga ia tak segan untuk menggunakan topeng kebaikan, khawatir kalau mangsanya akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.[Wn/ind]
Sumber : http://mushollarapi.blogspot.com/2010/11/abdullah-bin-ummi-maktum-sahabat-yang.html