SECARA bahasa umrah artinya ziyarah atau mengunjungi. Adapun secara istilah syariat maka berarti salah satu jenis ibadah yang dilakukan dengan cara berkunjung ke Baitullah di Kota Makkah Mukarramah untuk melakukan ihram, tawaf, sa’i dan memangkas atau mencukur rambut, dengan niat ikhlas dan dengan tujuan mencapai ridha Allah ta’ala.
Ibadah ini bisa dilakukan kapan saja, dan diutamakan waktunya pada bulan-bulan tertentu sebagimana yang akan dijelaskan dalam buku sederhana ini.
Ibadah umrah hukumnya fardhu ‘ain yaitu wajib bagi setiap muslim laki-laki dan perempuan yang memenuhi syarat kewajibannya, dan hanya wajib sekali seumur hidup. Dalil kewajiban ibadah
umrah bagi setiap muslim dan muslimah begitu banyak, diantaranya:
Pertama: Firman Allah ta’ala yang artinya : “Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umrah karena Allah“ (QS Al-Baqarah: 196).
Ayat ini secara khusus memerintahkan umat islam untuk melaksanakan haji dan umrah dengan niat ikhlas karena Allah, dan perintah ini menunjukkan hukum wajib.
Definisi dan Hukum Ibadah Umrah
Baca juga: 6 Tips saat Umroh yang Sering Diabaikan Wanita
Kedua: Hadis riwayat Aisyah radiyallahu’anha ia bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita wajib berjihad? Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam menjawab: ‘Ya, kaum wanita wajib berjihad (meskipun) tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu (ibadah) haji dan ‘umrah.’ (HR Bukhari: 1520, dan Ibnu Majah: 2901, dengan lafaz Ibnu Majah).
Ini menunjukkan bahwa seorang wanita muslimah harusnya berusaha untuk melaksanakan
ibadah umrah ini, sebab ia setara dengan ibadah jihad yang diwajibkan atas kaum muslim laki-laki
dalam kondisi tertentu.
Keistimewaannya, bila jihad ini terikat dengan waktu dan kondisi tertentu, maka umrah bagi wanita tidaklah terikat dengan waktu atau kondisi apapun, selama syarat-syaratnya terpenuhi.
Ketiga: Ucapan Ibnu Umar radhiyallahu’anhu, ia berkata: “Tidak seorangpun melainkan ia
memiliki dua kewajiban; haji dan umrah (sekali seumur hidup), wajib keduanya dilaksanakan, dan
barangsiapa yang kemudian menambah lebih dari sekali, maka ia merupakan suatu kebaikan dan
tahawwu’ (amalan sunat)”. (HR Ibnu Khuzaimah: 3066 , dan Hakim: 1732).
Adapun bagi yang sudah melaksanakannya satu kali, maka hukumnya berubah menjadi sunat
bila ia ingin umrah lagi sebagaimana dalam ucapan Ibnu Umar radhiyallahu’anhu diatas. [Iqh]