ADA sebuah tips dalam membuka bisnis kuliner. Menurut sebuah hadis 9 dari 10 pintu rizki itu dari berdagang. Tetapi, mau dagang apa dan bagaimana caranya, tentu banyak yang dapat dijadikan acuan.
Nah, bagi yang ingin berbisnis kuliner dapat menyimak tulisan berikut ini yang ditulis oleh salah seorang redaktur di media Islam.
Baca Juga: Pelatihan Jelly Art, Peluang Kembangkan Bisnis Kuliner Kekinian
Tips dalam Membuka Bisnis Kuliner
Tulisan ini berangkat dari pengamatan sederhana dalam melihat geliat bisnis dunia kuliner yang sedang marak dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Di satu sisi ada rasa bangga melihat banyak masyarakat kita yang kemudian mengambil keberanian untuk terjun dalam dunia usaha, karena tidak dimungkiri bahwa mencari nafkah lewat jalan menjadi karyawan masih menjadi pilihan mainstream yang sebenarnya berefek kurang baik bagi jiwa kreatif masyarakat terutama yang masih berusia muda.
Tapi sebagaimana biasanya ketika ada rasa bangga, rasa kecewa kadang juga mengikuti. Kekecewaan ini muncul dari kenyataan yang memperlihatkan bahwa semangat wirausaha (terutama dalam bidang kuliner) seringkali dilandasi oleh semangat yang dalam bahasa Sunda disebut sebagai tuturut munding atau ikut – ikutan saja, tanpa dibarengi dengan pengetahuan dan kesiapan yang mencukupi.
Akibatnya jelas, usaha menjadi macet atau bahkan bisa sampai gulung tikar karena penanganan yang salah atau lambat.
Bagaimanapun, janganlah kegagalan – kegagalan yang kita ataupun orang lain alami membuat kita patah arang dan berputus asa. Karena kegagalan itu ditujukan bukan untuk menghentikan kita, tapi agar kita mengambil pelajaran darinya.
Kesalahan paling umum yang biasa dilakukan oleh pengusaha pemula adalah menganggap enteng dan remeh usaha yang akan digelutinya, dalam konteks usaha kuliner, entah itu catering, toko kue, warteg, rumah makan padang, café, warung makan, dan lain – lain, seringkali orang berasumsi bahwa ”setiap orang butuh makan” jadi kemungkinan besar dagangan saya pasti ada yang beli. Padahal kenyataannya pelanggan atau konsumen datang ke tempat makan bukan hanya karena mereka butuh makan.
Dari sudut pandang konsumen saya melihat ada empat point penting yang harus diperhatikan oleh seorang pengusaha dunia kuliner demi menjaga kelangsungan usahanya agar tidak kalah oleh pesaing atau justru malah ditinggalkan oleh konsumen.
Berikut hal-hal yang harus diperhatikan saat membuka bisnis kuliner seperti dikutip dari Islampos.
CITARASA
Yang pertama adalah citarasa, semua orang mungkin paham bahwa tanpa citarasa yang baik hampir mustahil kita dapat memenangkan hati konsumen agar bersedia membeli produk kita.
Namun, citarasa disini bukan sekedar citarasa.
Yang dimaksud citarasa yang bukan sekedar citarasa disini mungkin bisa saya gambarkan lewat perbandingan masakan Jepang dengan masakan lokal.
Sejauh pengamatan saya, tidak ada makanan Jepang yang dapat menyaingi makanan Indonesia dari segi kekayaan citarasa. Tapi lantas mengapa makanan Jepang banyak diminati? Jawabannya sederhana tapi luar biasa. Kualitas.
Contoh kasus adalah sushi, dalam perspektif kuliner Indonesia, sushi sesungguhnya citarasanya sederhana, tapi karena dibuat dari bahan-bahan terbaik dan disuguhkan lewat tangan-tangan mahir dan berkelas dibidangnya, membuat citarasa yang sederhana itu menjadi luar biasa dan banyak diminati berbagai kalangan.
Ketika kita abai dalam meakukan kontrol terhadap kualitas citarasa dari produk yang kita buat. Sungguh dalam hitungan detik pelanggan akan lari.
KETERJANGKAUAN
Yang dimaksud keterjangkauan disini adalah masalah tempat dan harga. Seringkali ketika kita membuat sebuah produk kuliner kita berfikir semua orang akan suka dan semua orang pasti mau beli, tanpa diiringi kesadaran bahwa konsumen memiliki hambatan – hambatannya sendiri dalam menjangkau produk Anda.
Tempat yang mudah dijangkau seperti di area tepi jalan, pusat – pusat keramaian adalah pilihan terbaik agar konsumen mudah menjangkau produk Anda.
Walau ada juga kasus dimana sebuah rumah makan dapat ramai walau lokasinya terpelosok. Namun tidak lantas kita menjadikan tempat yang ramai baik secara kepadatan maupun lalu lalangnya manusia menjadi prioritas kedua.
Yang kemudian adalah keterjangkauan dari segi harga. Kira – kira produk anda ini sudah sesuai belum harganya dengan sasaran pasar yang anda tuju. Jangan sekali – kali memberi harga diluar keterjangkauan pelanggan.
Dan keterjangkauan pelanggan dalam membeli sebuah produk dilatar belakangi oleh kemampuan ekonomi mereka. Jadi pandai – pandailah merancang produk dengan harga yang tepat untuk pangsa pasar yang tepat. Untuk mengatasi masalah ini, tidak ada salahnya bagi calon pengusaha untuk melakukan survey sederhana, bukan hanya untuk mempelajari pangsa pasar tapi juga tentunya untuk mempelajari para pesaing yang akan berkompetisi dengan anda dalam memperebutkan pelanggan.
KONSEP
Mungkin agak membingungkan ketika kita bicara konsep di dunia kuliner. Kebingungan tentang konsep inilah yang tanpa disadari menjadi batu ganjalan dalam menjalankan usaha.
Perlu kita sadari bahwa usaha, produk, management yang akan kita bangun seharusnya memiliki konsepsi dasar yang menjadi pondasi yang menguatkan kinerja usaha sekaligus menjadi identitas pembeda usaha dan produk anda dari pesaing lainnya.
Jika kita membuka rumah makan padang tanpa mengenal betul konsep dari bagaimana memasak makanannya, bagaimana bentuk pelayanannya, bagaimana pengaturan keuangannya.
Maka, bisa dipastikan usaha rumah makan padang yang dijalani akan terseok – seok karena pelanggan yang lari, entah itu karena kecewa terhadap cita rasa masakan yang tidak “padang”, pelayanan yang tidak jelas dan lain-lain.
Konsep adalah ruh utama dalam usaha anda. Tanpa adanya konsep, usaha yang dijalankan akan kehilangan fokus dan arah, kehilangan persistensi dalam menjaga kualitas, dan kehilangan ciri khas yang membuat kita dapat bersaing dengan kompetitor.
Poin konsepsi ini agak sering dilupakan oleh pengusaha pemula yang fokusnya seringkali justru hanya pada profit tanpa pernah berkesempatan untuk merenungkan dasar apa yang menjadi pengukuh usahanya tersebut.
Kalau kita ingin berjualan buras/arem-arem, lantas hanya sekedar bikin saja lalu dijual, tanpa memikirkan kelebihan dan keunikan apa yang bisa ditawarkan kepada pelanggan, maka arem – arem/buras Anda akan segera terlindas oleh produk arem-arem/buras yang lebih memiliki nilai tambah karena didasari oleh konsep yang jelas.
PELAYANAN
Jualan makanan apa hubungannya dengan pelayanan? Kita kan jual produk nyata bukan jasa?. Jawabannya sederhana, orang bisa mendadak hilang selera makannya kalau dibuat kesal.
Apa pun bentuk usaha anda dan apapun bidang usaha anda pastikan pelayanan terhadap konsumen diberi perhatian khusus. Apalagi dalam usaha dibidang kuliner yang sejatinya adalah salah satu usaha yang menitik beratkan hospitality (keramah tamahan serta pelayanan prima) sebagai ujung tombak untuk meraih dan mempertahankan pelanggan.
Bisa anda bayangkan, sebuah restoran dengan rasa makanan yang lezat, harganya bersaing, konsepnya baik, tapi pelayanannya acak – acakan.
Dijamin Anda akan kapok datang ketempat yang sama. Tapi sebaliknya, hanya sebuah warteg dengan rasa yang standart, tapi pelayanannya sangat nyaman, akrab dan memuaskan.
Tanpa diminta anda pasti akan datang lagi ke warteg tersebut. Pelayanan yang baik adalah pelayanan yang tepat guna, tidak kurang juga tidak berlebihan.
Seringkali kita abai dalam soal pelayanan ini, ada apologi seperti “Ah, saya kan cuma buka warung kecil, ngapain sih ramah – ramah sama pelanggan.”
Bukan masalah besar kecilnya usaha yang anda miliki, tapi seberapa besar penghargaan yang dapat anda berikan untuk usaha anda sendiri dengan menghargai pelanggan yang sudah membeli di tempat anda.
EPILOG
Keempat point diatas bagaimanapun tidak bisa dimengerti dengan pola pandang parsial yang dikotomis. Citarasa, keterjangkauan, konsep dan pelayanan adalah sebuah kesatuan mutlak yang harus dimiliki sebuah usaha di dunia kuliner.
Tanpa salah satunya, usaha yang kita jalankan perlahan akan melambat dan konsekuensi terburuknya adalah gulung tikar.
Keempat poin ini juga tidak bisa dinafikan karena alasan permodalan yang terbatas. Karena justru, dengan memiliki empat poin diatas dengan sinergi yang seimbang, usaha yang anda mulai dengan modal seadanya sangat berpeluang besar untuk menjadi lebih besar dikemudian hari.
Semoga bermanfaat. [Cms]