ALAM kadang bisa memberikan tamsil atau simbol sebuah nilai. Contohnya, apa yang ada di perilaku merpati dan buaya. Seperti apa cinta keduanya?
Banyak foto-foto wedding yang menyertakan sepasang merpati sebagai simbol cinta sejati. Merpati tak pernah ingkar janji, begitulah yang tertulis.
Sejumlah permainan tentang merpati selalu didasari atas kesetiaan sang jantan kepada betinanya. Silahkan lepas sang jantan di mana pun yang anda suka, maka ia akan selalu berhasil pulang menemui pasangannya di kandang rumah anda.
Ada lagi permainan ketepatan dan kecepatan reaksi merpati jantan untuk meraih pasangannya. Siapa yang lebih cepat dan tepat, maka ia yang menang.
Dilepaslah lebih dari dua merpati jantan tak jauh dari titik penilaian. Di titik itu, disiapkan pasangan merpati masing-masing yang dipegang oleh pemiliknya.
Ketika para jantan ini melewati titik penilaian, mereka akan melihat pasangan masing-masing di tempat itu. Maka, para jantan akan berlomba menuju pasangannya masing-masing. Ketepatan dan kecepatan para jantan akan teruji di sini.
Menariknya, meski ada betina yang berbeda di titik yang sama, para merpati jantan tidak salah hinggap. Ia hanya hinggap di pasangannya saja.
Benarkah sesetia itu para jantan merpati? Setelah diteliti, ternyata hasilnya tidak seperti yang dibayangkan. Para jantan merpati akan mencari betina lain ketika pasangannya sedang mengerami telur calon anak-anaknya.
Ada uji coba lain. Dipelihara enam merpati, dua jantan dan empat betina. Tapi kenyataannya, semua betina merpati bertelur dan punya anak.
Bagaimana dengan cinta buaya? Orang terlanjur menstigma buaya dengan istilah ‘buaya darat’. Pria yang mata keranjang kerap digelari ‘buaya darat’.
Padahal, justru buaya yang nyatanya sangat setia dengan pasangannya. Bisa dibilang, hanya buaya yang menikah dengan pasangannya sekali seumur hidup.
Bahkan ketika pasangannya mati, buaya tidak akan berganti pasangan dengan yang baru. Ia akan selamanya hidup sendiri.
Boleh jadi, simbol buaya di wedding masyarakat Betawi lebih tepat. Karena buaya memang lebih setia dengan pasangannya daripada burung merpati.
Jadi, mau beralih dari simbol sepasang merpati ke sepasang buaya? Rasanya, pencitraan sepasang merpati jauh lebih menarik dari sepasang buaya.
Sepasang merpati memang tampak lebih indah dipandang dari sepasang buaya. Tinggal kita yang akan memilih: sekadar citra atau kesetiaan yang sesungguhnya. [Mh]