SAHABAT Muslim, tahukah kamu kalau kurma ‘Ajwa Madinah memiliki keistimewaan dibandingkan jenis kurma lain? Ustaz Farid Nu’man Hasan menjelaskan keunggulan dan keutamaan kurma jenis ini.
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ تَصَبَّحَ كُلَّ يَوْمٍ سَبْعَ تَمَرَاتٍ عَجْوَةً، لَمْ يَضُرَّهُ فِي ذَلِكَ اليَوْمِ سُمٌّ وَلاَ سِحْرٌ
Siapa yang di tiap pagi hari makan tujuh butir kurma ‘ajwa (kurma Madinah), niscaya tidak ada yang membahayakannya pada hari itu baik racun dan sihir. (HR. Bukhari no. 5445)
Baca Juga: Tips Memilih Kurma Ajwa Asli
Keistimewaan Kurma ‘Ajwa Madinah
Hadits ini menjelaskan keutamaan dan kelebihan Kurma ‘Ajwa, khususnya yang tumbuh di Madinah.
Syaikh Hamzah Muhammad Qasim menjelaskan: “Hadits ini menunjukkan keutamaan kurma ‘Ajwa Madinah dan manfaatnya bagi medis sebagai perlindungan dari racun dan sihir dan dampak dari keduanya, serta penjaga dari gangguan yang membahayakan badan dan jiwa.
Kurma ini adalah senjata ampuh untuk melawan penyakit yang diakibatkan dari racun dan sihir, yaitu jika seseorang memakan tujuh butir kurma ‘Ajwa di tiap pagi hari maka tidak ada yang membahayakannya baik sihir dan racun, dan keutamaan ini tidak ada kecuali pada kurma ‘Ajwa Madinah saja.” (Manar Al Qari Syarh Mukhtashar Shahih Al Bukhari, jilid. 5, hlm. 152)
Keutamaan yang dimilikinya bukan semata-mata kurmanya tapi keberkahan dari doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam padanya.
Imam Al Khathabi mengatakan: Keadaannya sebagai pelindung dari sihir dan racun tidak lain dengan cara tabarruk (mencari keberkahan) dari doa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, bukan semata-semata kurmanya secara alami.” (Dikutip oleh Imam Badruddin Al ‘Aini, ‘Umdatul Qari Syarh Shahih Bukhari, jilid. 21, hlm. 71)
Imam Al Qasthalani Rahimahullah mengatakan: Hal itu bukan karena bawaan kurmanya, tapi karena keberkahan doa (Rasulullah) padanya, sebagaimana dikatakan oleh Al Khathabi.” (Irsyad As Saariy, jilid. 8, hlm. 241)
Baca Juga: Inilah Jenis Kurma Paling Disukai Muslim Indonesia
Cara dan Waktu Makan
Cara makannya adalah di pagi hari sebelum makan apa pun. Imam Al ‘Aini Rahimahullah berkata:
أَي: أكل صباحا قبل أَن يَأْكُل شَيْئا
Yaitu memakannya di pagi hari sebelum makan apa pun. (‘Umdatul Qari, jilid. 21, hlm. 71)
Lalu, kenapa tujuh butir? Imam An Nawawi menjelaskan:
تخصيص عجوة المدينة وعدد السبع من الأمر والتي علمها الشارع ولا نعلم نحن حكمها فيجب الإيمان بها وهو كإعداد الصلوات ونصب الزكوات
Pengkhususan ‘Ajwa Madinah dan jumlah tujuh termasuk perkara yang hanya Allah Ta’ala yang tahu ilmunya, kita tidak mengetahui hikmah (maksudnya), maka wajib mengimaninya. Hal ini sama seperti bilangan shalat dan nishab zakat. (Dikutip oleh Imam Syamsuddin Al Kirmani, Al Kawakib Ad Darariy fi Syarh Shahih Al Bukhari, jilid. 20, hlm. 59)
Demikian. Wallahu a’lam.[ind]