ChanelMuslim.com – Bolehkah menggabungkan dua niat puasa Sunnah dalam islam? Pertanyaan bolehkah menggabungkan dua niat puasa Sunnah tersebut sering kita dengar dan beredar di sosial media di waktu-waktu tertentu.
Termasuk saat Puasa Syawal setelah lebaran. Pertanyaan tersebut kembali bersiliweran di dunia maya maupun nyata.
Ustaz Farid Nu’man di laman Alfahmu.id, website resmi Ustaz Farid Nu’man menjawab pertanyaan tersebut.
Hal itu boleh, dalilnya adalah
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
الصَّدَقَةُ عَلَى المِسكينِ صَدَقةٌ ، وعَلَى ذِي الرَّحِمِ ثِنْتَانِ : صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
“Bersedekah kepada orang miskin adalah sedekah, bersedekah kepada orang yang punya hubungan persaudaraan ada dua macam keutamaan: bersedekah dan silaturrahim. (HR. At Tirmidzi No. 657, katanya: hasan).
Bolehkah Menggabungkan Dua Niat Puasa Sunnah?
Hadits diatas menunjukkan satu amal yaitu sedekah kepada keluarga sendiri bisa dapat dua manfaat, yaitu sedekah itu sendiri dan mempererat silaturrahim.
Oleh karena itu, satu amal ibadah bisa diniatkan dua niat sekaligus. Seperti shalat qabliyah diniatkan juga tahiyatul masjid, sebagaimana dikatakan Imam An Nawawi.
Begitu pula puasa Sunnah dengan puasa Sunnah.
Al ‘Allamah As Sayyid Al Bakriy bin Sayyid Muhammad Syatha Ad Dimyathi Rahimahullah menjelaskan:
اعلم أنه قد يوجد للصوم سببان: كوقوع عرفة أو عاشوراء يوم اثنين أو خميس، أو وقوع اثنين أو خميس في ستة شوال، فيزداد تأكده رعاية لوجود السببين، فإن نواهما: حصلا – كالصدقة على القريب، صدقة وصلة – وكذا لو نوى أحدهما – فيما يظهر -.
Ketahuilah shaum itu diperoleh dengan dua sebab: seperti jatuhnya hari ‘Arafah atau hari ‘Asyura di hari Senin atau Kamis, atau jatuhnya Senin atau Kamis bertepatan dengan enam hari Syawwal. Maka, penekanan untuk menjaganya jadi bertambah kuat, jika meniatkan langsung keduanya maka sah. Seperti sedekah kepada kerabat sendiri mendapatkan dua hasil: sedekah dan silaturrahim. Demikian juga jika berpuasa dengan dua niat menurut pendapat yg benar (adalah sah). (I’aanatuth Thalibiin, 2/307)
Demikianlah jawaban dari ustaz Farid Nu’man semoga bisa jadi pencerahan bagi kita dalam beramal shalih. Semoga bermanfaat bagi kita mengerjakan amalan-amalan Sunnah sesuai tuntunan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam.
Baca Juga: Hukum Tambahan Lafadz “Hayya ‘Alal Jihad” pada Adzan
[jwt]