BAGI couplepreneur mengelola bisnis dan rumah tangga menjadi makanan sehari-hari. Lalu bagaimana sebaiknya mereka menghadapi setiap permasalahan yang muncul dalam bisnis dan rumah tangga mereka.
Neale Godfrey, kontributor dari majalah FORBES menuliskan beberapa tips.
Baca Juga: Tips dari Brand SiSeSa untuk Ibu-Ibu yang Ingin Berbisnis Baju Syar`i
Mengelola Bisnis dan Rumah Tangga bagi Couplepreneur
Terbuka – couplepreneur sebaiknya bisa memahami jika “bisnis adalah bisnis”. Bicarakan atau diskusikan segala hal yang mengganjal dalam diri dan pikiran masing-masing kalau tidak, anda bisa meledak.
Anda juga perlu menjadwalkan pertemuan bisnis di antara Anda sendiri untuk tetap saling mengikuti apa yang sedang terjadi pada bisnis Anda. Jangan membuat keputusan bisnis yang signifikan secara sepihak, dengan asumsi yang lain akan setuju, karena mereka mencintai dan mempercayai Anda.
Jangan Berdebat atau bahkan bertengkar di depan karyawan Anda – Sebelum segala keputusan disampaikan pada karyawan, diskusikan dengan pasangan Anda.
Di hadapan karyawan, Anda dan pasangan adalah satu kesatuan. Jika Anda dan pasangan tidak dapat menyelesaikan perbedaan pendapat dan itu terlihat oleh karyawan apalagi pelanggan Anda, itu akan menyebabkan masalah ketidak percayaan pada Anda berdua.
Delegasikan tanggung Jawab – Mainkan kekuatan Anda masing-masing. Jika salah satu dari Anda suka menjual dan yang lain sangat menyukai organisasi, maka bagilah pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan kesukaan (passion) itu.
Pastikan bahwa keputusan besar selalu dibuat bersama. Jika salah satu dari anda mendominasi yang lain, ini bisa menjadi mantra penghentian.
Uang – Cobalah untuk mendapatkan pembiayaan dari luar; jangan memasuki tabungan keluarga. Juga, dapatkan akuntan atau pemegang buku pihak ketiga untuk menangani tagihan dan keuangan.
Orang itu harus mempresentasikan aktivitas bulanan dan temuan mereka kepada Anda berdua.
Pekerjaan vs kehidupan pribadi – Disarankan untuk memisahkan urusan pekerjaan Anda dari kehidupan pribadi Anda. Tapi, bagaimana itu bisa terjadi?
Mungkin hanya menghormati permintaan satu sama lain, jika salah satu dari Anda mengatakan bahwa mereka butuh sedikit waktu untuk istirahat.
Jangan mengabaikan dunia nyata – Jangan terlalu PD dengan ide Anda sendiri dan mengabaikan dunia nyata. Pastikan Anda tahu pasar Anda, pelanggan Anda, dan pesaing Anda. Ini berlaku pada usaha wirausaha apa pun.
Ketahuilah keunggulan produk atau layanan Anda yang membedakan dari yang lain di pasar yang ramai ini dan juallah keunggulan itu.
Tahu kapan menanggung jaminan – Salah satu masalah besar bagi pengusaha adalah mengetahui kapan harus menghentikan kegagalan dan beralih ke rencana B, atau bahkan menutup bisnis.
Kebanyakan orang bertahan terlalu lama karena merasa sayang pada usaha yang telah dirintis dari nol. Atau karena merasa telah begitu banyak yang diinvestasikan dalam bisnis itu.
Sebagai couplepreneur, ada baiknya mengikuti kata-kata Michael Jordan, “Saya bisa menerima kegagalan. Semua orang mengalami kegagalan. Tapi saya tidak bisa menerima jika tidak pernah mencoba.”
Kabar baik untuk para startup, seperti yang dilaporkan oleh ekonom Bloomberg, “… para pengusaha yang mengalami kegagalan jauh lebih mungkin untuk sukses dalam perjalanan bisnis mereka yang kedua, asalkan mereka mencoba lagi.” Jadi, jangan terburu-buru. Teruslah berusaha.
[Maya Agustiana/Cms]