NABI shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tolonglah saudaramu, yang berbuat zalim atau yang dizalimi.”
Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum memahami betul tentang menolong yang dizalimi. Tapi, bagaimana menolong mereka yang berbuat zalim?
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menambahkan, “Kalian cegah dia dari berbuat zalim, maka sesungguhnya kalian telah menolongnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Inilah Islam yang mengajarkan bagaimana senantiasa menolong saudara sesama muslim, baik saat mereka sebagai korban kezaliman maupun sebagai pelaku kezaliman.
Dan cara menolong saudara muslim yang berbuat zalim adalah dengan mencegahnya. Bisa dengan lisan atau nasihat, bisa juga dengan perbuatan atau halangan agar ia menyadari kekhilafannya.
Ajaran ini sangat berbeda dengan apa yang populer di pepatah Barat. Yaitu, “Right or wrong, it’s my country!” Atau, “Right or wrong, he’s my brother!”
Artinya, benar atau salah, ini adalah negaraku. Atau, benar atau salah, dia adalah saudaraku.
Pepatah ini hampir bertolak belakang dari apa yang diajarkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Karena kalimat ini menunjukkan pertolongan yang irasional, tak peduli salah atau benar, yang penting dalam satu bangsa dan negara.
Sementara yang diajarkan Nabi justru sebaliknya. Untuk pelaku kezaliman, mereka harus ditegur, dicegah; bukan ditolong membabi buta tanpa melihat benar atau salah.
Menolong saudara muslim yang dizalimi boleh jadi lebih mudah karena kita berhadapan dengan musuh bersama. Tapi menolong yang berbuat zalim, kita sebenarnya sedang berhadapan dengan saudara sendiri.
Mengingatkan sebuah kezaliman dan mencegahnya tidak semudah yang dibayangkan. Di sinilah tantangannya. Perlu kesabaran dan kehati-hatian agar tidak justru memunculkan ekses buruk terhadap saudara muslim sendiri. [Mh]