SEBUAH pertanyaan masuk ke Redaksi ChanelMuslim.com terkait masalah gangguan setan dalam rumah tangga dan cara mengeluarkan jin dari tubuh manusia.
Apakah masalah dalam rumah tangga, masalah anak itu juga termasuk gangguan jin. Lalu bagaimana cara mengeluarkan jin yang jika jin itu ada dalam diri kita?
Konsultan Keluarga dari Rumah Pintar Aisha Randy Ariyanto Wibowo mengatakan, besar kemungkinan, masalah-masalah yang menimpa manusia apapun itu baik masalah keluarga, anak, ekonomi itu karena bisikan setan.
Kita perlu membedakan antara setan dan jin. Setan itu karakter/sifat jahat yang ada dalam diri manusia dan jin untuk menjerumuskan manusia agar berbuat dosa.
Jadi setan itu ada dari golongan jin dan ada juga dari golongan manusia.
“Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia, Raja manusia, sembahan manusia, dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An Naas : 1-6).
Baca Juga: Pentingnya Basmalah untuk Hindari Gangguan Setan
Masalah Gangguan Setan dalam Rumah Tangga
Misalnya seperti ini, ada pasangan suami istri, Fulan dan Fulanah. Fulanah, minta suaminya membelikan roti sepulang dari kantor.
Saat kembali ke rumah, Fulan memberikan roti pesanan Fulanah. Ternyata roti yang dibeli suaminya ini salah. Sang istri jengkel, “Pah… kok beli roti ini sih, aku kan nggak suka”.
Fulan baru sadar, bahwa ia membeli roti yang salah “Salah ya, iya udah nanti aku belikan lagi rotinya”. “Nggak usah…” jawab Fulanah singkat.
Pada tahap ini, masalah masih sederhana. Jika Fulanah ridho dengan apa yang ada, masalah selesai atau jika suami membelikan lagi roti sesuai yang diinginkan istrinya masalah selesai.
Namun, namanya Setan tidak akan membiarkan sebuah rumah tangga itu baik-baik saja. Mulailah setan beraksi. Setan mulai membisikan hal-hal yang membuat istrinya semakin jengkel.
Tiba-tiba “Papah nih gimana sih, sukanya kok lupa, kemarin lupa bawa pesenan bu Idam, terus tadi pagi habis mandi lupa matiin air,” kata istrinya dengan nada yang semakin keras.
Tak cukup di situ, istri terus mengungkit-ungkit keburukan suami. Istri terus menerus berkata yang membuat suaminya kesal.
Namanya juga manusia, suami yang terus disalahkan akhirnya jengkel dan marah juga. Suami membalas dengan kemarahan juga.
Suami mulai membentak, mulai menutup pintu dengan keras, mulai menjawab kata-kata istri dengan lebih keras lagi.
Masalah yang tadinya sederhana dan bisa diselesaikan dengan sederhana yakni masalah akan selesai jika istri ridho dengan apa yang dibelikan suami atau suami membelikan lagi roti yang di pesan istrinya.
Namun saat ini, masalah sudah tidak sederhana lagi. Perang cekcok, perang kemarahan, perang banting barang. Kedua pasangan saling mengungkit masa lalu, saling membuka keburukan satu sama lainnya.
Masalah menjadi semakin rumit, semakin serius, semakin berbahaya, semakin sensitif menuju keretakan.
Luka yang tadinya sebesar jarum terus diperlebar, terus semakin menganga, terus semakin terobek. Dan ulah siapa itu? Siapa lagi kalau bukan ulah setan.
Setan semakin giat lagi, semakin semangat, semakin antusias membisikkan keduanya, mengingatkan keduanya akan pengalaman pahit yang mereka rasakan dulu, membantu membuka kembali file-file lama kegetiran, cerita menyedihkan.
Setan terus menerus membisikkan keburukan-keburukan pasangan di masa lalu.
Ingatan-ingatan itu tiba-tiba saja muncul dalam pikiran lalu dengan senapan lidah, ditembakkan melesat cepat di jantung hati dan pikiran lawan.
Semakin bertambah sakit hati, semakin marah, semakin kecewa, semakin pikiran bertahan dan mem-browsing ingatan yang siap ditembakkan ke pasangan sebagai respon balas dendam.[ind]
(bersambung)