ChanelMuslim.com – Kisah Yusuf, Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Korea Selatan tertipu saat menjalin hubungan cinta dengan Buruh Migran Indonesia (BMI) di Taiwan viral di media sosial.
Berawal dari perkenalan di Facebook, Yusuf menjalin kisah cinta jarak jauh (long distance relationship/LDR) dengan TKI Taiwan. Kisah cinta itu telah terjalin selama dua tahun. Selama dua tahun itu, Yusuf tidak pernah bertemu dengan gadis pujaannya. Dalam benak Yusuf, perempuan berhijab yang dia pacari itu seorang gadis muda yang manis seperti foto yang dia terima. Mereka menjalin kasih lewat media sosial, telepon dan video call. Setiap melakukan video call, perempuan itu selalu mengenakan cadar.
Yusuf tidak mau berlama-lama pacaran, dia ingin segera menghalalkan hubungan yang sedang dia jalin bersama kekasihnya itu. Perempuan itu juga memberikan syarat untuk segera menikah, meski hanya menikah siri. Yusuf rela terbang dari Korea Selatan ke Taiwan untuk menikahinya. Segala persiapan pernikahan sudah dilakukan. Di dalam ruangan ada seorang perempuan berkebaya putih, tapi alangkah terkejutnya Yusuf begitu melihat perempuan yang sangat berbeda dari foto yang dia terima sebelumnya. Yusuf segera membatalkan pernikahan itu.
Yusuf merasa telah ditipu. Ternyata selain wajah yang berbeda dari foto yang diberikan, usia perempuan itu jauh lebih tua. Padahal selama ini dia sudah memberikan ketulusan cintanya. Dia rela mengirimkan uang setiap bulan kepada perempuan itu. Belum lagi pinjaman yang pernah dia berikan. Bahkan menjelang nikah, perempuan itu meminta uang Rp 10 juta rupiah untuk persiapan pernikahan. Hati Yusuf hancur berkeping-keping.
Dalam Islam disyari’atkan agar calon mempelai laki-laki hendaknya melihat calon mempelai perempuan, berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi (1865) dari al Mughirah bin Syu’bah –radhiyallahu ‘anhu- bahwa dia telah meminang seorang wanita, maka Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda:
“Lihatlah dia, karena akan lebih mendekatkan hubungan (kasih sayang) kalian”. (HR. Tirmidzi)
Dalam Hadits, “Wanita biasanya dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena kedudukannya, karena parasnya dan karena agamanya. Maka hendaklah kamu pilih karena agamanya (keislamannya), sebab kalau tidak demikian, niscaya kamu akan merugi.” (HR. Bukhari-Muslim)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membolehkan kita untuk menjadikan faktor fisik sebagai salah satu kriteria memilih calon pasangan. Karena paras yang cantik atau tampan, juga keadaan fisik yang menarik lainnya dari calon pasangan hidup kita. Hal ini adalah salah satu faktor penunjang keharmonisan rumah tangga. Maka mempertimbangkan hal parasnya sejalan dengan tujuan dari pernikahan, yaitu untuk menciptakan ketentraman dalam hati.
Allah Ta’ala berfirman,
“Dan di antara tanda kekuasaan Allah ialah Ia menciptakan bagimu istri-istri dari jenismu sendiri agar kamu merasa tenteram denganya.” (QS. Ar Ruum: 21)
Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menyebutkan 4 ciri wanita sholihah yang salah satunya,
“Jika memandangnya, membuat suami senang.” (HR. Abu Dawud. Al Hakim berkata bahwa sanad hadits ini shahih)
Oleh karena itu, Islam menetapkan adanya nazhor, yaitu melihat wanita yang yang hendak dilamar. Sehingga sang lelaki dapat mempertimbangkan wanita yang yang ingin dilamarnya dari segi fisik. Seperti ketika seorang sahabat mengabarkan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa ia akan melamar seorang wanita Anshar. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sudahkah engkau melihatnya?” Sahabat tersebut berkata, “Belum.” Beliau lalu bersabda, “Pergilah kepadanya dan lihatlah ia, sebab pada mata orang-orang Anshar terdapat sesuatu.” (HR. Muslim)
Sebelum menikah ada baiknya kita memperhatikan benar calon pasangan hidup kita. Selain bertemu secara fisik, kita juga memerlukan berbagai referensi tentang calon pasangan hidup kita dari banyak orang. Mulai dari orang terdekat, seperti sahabat, keluarga hingga orang-orang yang pernah berinteraksi dengan dia. Dengan begitu paling tidak akan menimbulkan rasa cinta atas segala kebaikan yang dimilikinya dan memahami segala kekurangan dalam dirinya. Wallahu’alam. [Maya]