SAMARA adalah kependekan dari sakinah, mawadah, dan rahmah. Jika dapat ini, suami istri akan harmonis hingga akhir hayat.
Samara atau sakinah, mawadah, dan rahmah biasa disebut dalam acara pernikahan. Orang pun kerap mengatakan sesuatu untuk pengantin baru, “Semoga samara, ya!”
Apa makna samara yang bisa digali? Berikut ini tiga makna samara yang penting untuk pasangan suami istri.
Satu, tentang Sakinah.
Sakinah artinya tenang. Arti secara bahasa diam atau menetap. Orang Arab kalau bertanya alamat seseorang dikatakan, “Aina taskun?” Artinya, di mana rumahmu.
Kalau dimasukkan dalam istilah pernikahan, sakinah artinya tenang dengan pasangannya. Orang Betawi menyebutnya ‘anteng’.
Artinya, dia berubah drastis sejak pernikahan. Yang sebelumnya larak-lirik, gelisah mencari-cari, akhirnya menetap di hati seseorang, yaitu pasangannya.
Ia pun tidak larak-lirik lagi dan tidak juga mencari-cari dalam gelisahan. Hal ini karena yang selama ini dicari sudah ditemukan.
Kemana pun ia pergi, hatinya akan selalu terpaut ke pasangannya. Ada rindu di situ. Ada keinginan untuk bertemu dan tidak ingin berpisah.
Dua, tentang Mawaddah.
Mawaddah dalam bahasa Arab yang artinya cinta. Berbeda dengan mahabbah yang juga artinya cinta dengan cakupan lebih luas, mawaddah merupakan rasa cinta yang didorong atas kesukaan secara biologis.
Tapi jangan disalahartikan kalau pernikahan baru bisa harmonis kalau sudah saling jatuh cinta di tahap pranikah. Hal ini karena pria dan wanita memiliki ‘magnit’ alami jika saling terus berdekatan secara fisik.
Mungkin saja awalnya tidak saling mengenal. Tapi karena setiap hari tinggal bersama dalam satu rumah dan satu kamar, rasa cinta akan tumbuh dan bersemi seperti jamur di musim penghujan.
Semakin lancar hubungan biologis suami istri, akan semakin kuat ikatan mawaddah satu sama lain. Karena itu, hubungan biologis atau seksual ini tidak boleh terhambat.
Tiga, tentang Rahmah.
Rahmah artinya juga cinta. Cinta ini merupakan kelanjutan dari mawaddah. Seperti dua hati yang selama ini terpisah, rahmah merupakan daya rekat dua hati yang akhirnya menyatu itu.
Rahmah atau bisa diartikan sayang memunculkan perubahan interaksi antara suami istri. Ada perhatian yang lebih, semangat untuk berkorban demi rasa cintanya, dan rasa ingin melebur dalam satu jiwa.
Jika ini yang akhirnya dialami, maka kendala fisik tidak lagi menjadi hambatan. Jika hati sudah terikat, maka fisik hanya sebagai sarana untuk bersentuhan.
Dan rahmah akan tetap tumbuh dan subur meskipun fisik tak lagi seperti muda dulu. Misalnya, wajah sudah tidak bagus lagi, fisik sudah rapuh, tenaga sudah berkurang, dan seterusnya.
Inilah di antara makna sakinah, mawaddah, dan rahmah dalam suami istri. Dan keindahan samara ini bisa berlanjut di kehidupan selanjutnya: surga yang penuh kenikmatan. [Mh]