ADA pertanyaan menggelitik dari pembaca tentang bagaimana cara agar istri berhenti bergosip dengan tetangga. Motivator keluarga dari Rumah Pintar Aisha, Randy Ariyanto Wibowo menjawab persoalan ini.
Secara singkat, ada tiga cara yang dapat dilakukan suami ketika mengetahui sang istri hobi bergosip.
1. Nasihati istri jika bergosip dan ghibah itu termasuk dosa besar.
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain.
Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Hujurat: 12)
2. Pahala orang yang sering ghibah akan diberikan kepada orang yang dighibahi (didzolimi).
Jika pahalanya habis maka dosa orang yang dighibahi akan diberikan kepada orang yang meng-ghibah.
“Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?” Mereka menjawab: “Orang yang bangkrut di kalangan kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak pula memiliki harta/barang.”
Baca Juga: Anak Tukang Gosip, Berikut Tips Orang Tua Beri Edukasi
Cara agar Istri Berhenti Bergosip dengan Tetangga
Rasulullah bersabda:
“Sesungguhnya orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala shalat, puasa, dan zakat.
Namun ia juga datang dengan membawa dosa kedzaliman. Ia pernah mencerca si ini, menuduh tanpa bukti terhadap si itu, memakan harta si anu, menumpahkan darah orang ini dan memukul orang itu.
Maka sebagai tebusan atas kedzalimannya tersebut, diberikanlah di antara kebaikannya kepada si ini, si anu dan si itu.
Hingga apabila kebaikannya telah habis dibagi-bagikan kepada orang-orang yang didzaliminya sementara belum semua kezalimannya tertebus,
diambillah kejelekan/kesalahan yang dimiliki oleh orang yang dizaliminya lalu ditimpakan kepadanya, kemudian ia dicampakkan ke dalam neraka.” (HR Muslim).
Jadi orang yang suka ghibah akan menjadi orang yang bangkrut.
3. Suami harus menyiapkan telinga untuk menampung cerita istri.
Ini yang juga penting. Seorang wanita itu menyimpan lebih dari 20.000 kata yang harus dia keluarkan setiap harinya.
Jika tidak dikeluarkan, istri akan gelisah dan akan mencari seseorang untuk bisa menampung 20.000 kata tersebut.
Jika suaminya mau mendengar ceritanya, enak diajak ngobrol, menyiapkan telinga untuk mendengar segala perasaan, cerita, dan keluh kesahnya, istri tidak akan lagi mencari orang lain untuk mendengarkan ceritanya.
Tetapi jika suaminya tidak bisa bahkan suami marah, cuek pokoknya tidak enak kalau diajak ngobrol maka istri akan mencari orang lain untuk mendengarkan ceritanya.
Jika ia bertemu temannya, maka bisa terjadi ghibah. Yang gawat lagi jika ia nyaman dengan laki-laki lain karena laki-laki itu mau mendengar keluhannya, dan memberi perhatian kepadanya maka bisa terjadi perselingkuhan.
Bisa juga anak menjadi pelampiasan amarahnya. Karena seorang istri tidak akan tenang, selalu gelisah jika belum cerita, belum curhat, maka anak bisa menjadi pelampiasan emosinya yang sedang tidak stabil.
Jadi suami harus menyiapkan telinga untuk menampung 20.000 kata per hari dari istrinya.
Jika tidak, istri akan mengeluarkan 20.000 kata itu ke mana-mana, ke anak dengan marah-marah, ngomel, ke temannya dengan curhat atau gosip. Atau ke lawan jenisnya yang bisa berujung perselingkuhan.[ind]