ChanelMuslim.com- Dunia suami istri sepatutnya dibumbui merayu dan menggoda. Merayu datang dari suami ke istri, dan menggoda merupakan tampilan istri ke suami. Jika suami tak pernah merayu, dan istri tak pernah menggoda; jangan salahkan keadaan jika merayu atau menggoda datang dari luar rumah kita.
Sudah menjadi hal yang alami jika wanita suka dirayu, dan pria senang digoda. Hal yang alami itu selalu ingin ada dalam ruang-ruang kehidupan anak manusia. Kalau terpenuhi, pria akan semakin senang dengan wanita, dan wanita pun menjadi sangat suka dengan pria.
Hal tersebut setidaknya tergambar dalam firman Allah swt. di Surah Ali Imran ayat 14. Telah Kami hiasi kepada manusia kecintaan kepada wanita. Tentunya, bukan hanya pria yang tertarik kepada wanita, wanita pun menyimpan daya tarik kepada pria.
Allah swt. tidak menyebut hal sebaliknya yaitu kecintaan wanita kepada pria, sepertinya ingin mengabarkan bahwa umumnya wanita merahasiakan ketertarikannya itu. Dan Allah tidak menyampaikan dengan terang hal itu, boleh jadi, ingin menyampaikan kepada pria bahwa wanita manusia pemalu.
Rasulullah saw. juga mengisyaratkan itu ketika menyebut bahwa setujunya seorang gadis saat menjawab lamaran dari pria adalah diamnya. Jadi, berbeda dengan pria, umumnya wanita tidak secara agresif dan vulgar menyatakan kesukaannya kepada pria.
Merayu dan menggoda adalah ekspresi atau tampak luar dari ketertarikan dan kesukaan itu. Tapi pahami, bahwa kecenderungan untuk merayu dan menggoda selalu ada. Meskipun, secara eksplisit tidak kelihatan.
Suami atau istri yang kering dari sentuhan rayuan dan godaan di rumahnya, tidak tertutup kemungkinan akan terbawa hanyut oleh situasi di luar rumah. Walaupun, secara kelihatan si pria tidak mengungkapkan ucapan rayuan dan si wanita tidak menggoda secara verbal.
Hal ini karena interaksi pria dan wanita yang begitu rapat tanpa “pagar” memunculkan rangsangan alam bawah sadar mereka tentang rayuan dan godaan. Bentuknya? Sekali lagi, tidak melulu dengan kata-kata, tapi dengan bahasa isyarat yang muncul tanpa disadari karena adanya syahwat ketertarikan satu sama lain.
Salah satu bentuk rayuan pria dalam alam bawah sadar itu adalah bentuk kepedulian yang khusus dialamatkan kepada seorang wanita yang disukainya. Ia memang tidak mengucapkan kalimat rayuan, tapi kepeduliannya yang tidak biasa kepada seorang wanita menjadi si wanita terjebak dalam serangan panah asmara.
Misalnya, si pria memang tidak pernah mengucapkan, “Kamu cantik banget, aku naksir kamu!” Tapi, hampir setiap ada momen, ia mengucapkan ungkapan perhatian yang tidak biasa seperti, “Kamu telat lagi? Busnya jarang ada ya?” Atau, “Kayaknya kamu agak pucat? Lagi kurang sehat ya?”
Bayangkan jika interaksi itu terjadi rutin seperti di ruang kantor, organisasi, dan lainnya; maka akan terbentuk satu pola perhatian dua arah. Awalnya dari si pria, kemudian jika si wanita terkondisikan dengan “rayuan” itu, akan ada reaksi berikutnya.
Begitu pun dengan godaan dari wanita kepada pria. Tentu, sebagaimana rayuan dari pria, godaan tidak muncul secara vulgar. Secara pasif, wanita dalam alam bawah sadarnya, melancarkan manuver godaan kepada pria mana saja. Hingga, ada respon positif dari pria yang menangkap sinyal itu secara kuat.
Di antara bentuk godaan yang tanpa disadari itu adalah menggunakan kosmetik yang di luar kewajaran. Mungkin awalnya sebagai sebuah kepatutan penampilan dengan standar kantor, pesta, dan lain-lain, tapi akhirnya terjebak dalam bidikan ke sosok tertentu.
Bentuk godaan lain yang juga dilakukan tanpa sadar adalah dengan menggunakan parfum yang juga di luar batas kewajaran. Wanginya, wow!
Rayuan dan godaan yang muncul secara alami ini akan terus berlangsung dalam interaksi luar rumah. Tidak peduli apakah si pria sebagai suami orang lain, atau si wanita yang sudah menjadi istri seseorang. Jika situasi dan kondisi memungkinan dan keduanya terjebak dalam kandang asmara, maka hal-hal yang tidak diinginkan bisa saja terjadi.
Karena itu, kebutuhan alami dari rayuan dan godaan ini sebaiknya terpenuhi secara cukup dalam rumah kita. Sehingga, suami tidak lagi merasa perlu merayu yang di luar sana, dan si istri sudah terpuaskan dengan menggoda hanya suaminya saja. Bisa? (Mh/bersambung)