KONSELOR Keluarga sekaligus Founder Wonderful Family Institute, Cahyadi Takariawan memberikan nasihat untuk bangga manafkahi keluarga.
Menafkahi keluarga adalah amal yang sangat mulia, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
“Satu dinar yang engkau keluarkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau keluarkan untuk memerdekakan seorang budak, satu dinar yang engkau yang engkau keluarkan untuk orang miskin, dibandingkan dengan satu dinar yang engkau nafkahkan untuk keluargamu maka pahalanya lebih besar.” (HR. Muslim no. 995).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ‘Utsaimin menjelaskan, “Sebagian orang tatkala bersedekah untuk fakir miskin atau yang lainnya, mereka merasa telah menjalankan amalan yang mulia, dan menganggap sedekah yang mereka keluarkan itu sangat berarti.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Bangga Menafkahi Keluarga
Baca juga: Perilaku Suami Istri yang Harus Dihindari Terkait Nafkah Keluarga
“Namun tatkala mereka mengeluarkan harta untuk memberi nafkah kepada keluarga, seakan-akan perbuatan mereka itu kurang berarti. Padahal memberi nafkah keluarga hukumnya wajib, sedangkan bersedekah kepada fakir miskin hukumnya sunnah.”
“Allah lebih mencintai amalan wajib daripada amalan sunnah.” Demikian penjelasan Syaikh Utsaimin.
Maka, banggalah menafkahi keluarga. Namun, jangan pelit dan bermurah hatilah untuk mengeluarkan infak untuk pihak-pihak yang memerlukan bantuan kita.
Selain itu lelaki yang akrab disapa Pak Cah tersebut juga menjelaskan bahwa ada sangat banyak kebaikan pasangan kita.
Sebagiannya kita ketahui, ada pula kebaikan yang tidak kita ketahui.
Ada kebaikan istri yang tidak diketahui suami, sampai mati. Ada kebaikan suami yang tidak diketahui istri, sampai mati.
Kadang istri mengorbankan pilihan yang disukainya karena sang suami memilih hal lain.
Ia tidak menceritakan pengorbanannya karena ingin membahagiakan suami.
Kadang suami melakukan sesuatu untuk menyenangkan hati istri padahal sesungguhnya ia tidak suka.
Ia tidak menceritakan ketidaksukaannya karena ingin membahagiakan istri.
Keduanya pandai menampakkan sikap positif sehingga pasangannya merasa bahagia.
Maka, saling berterima kasihlah kepada pasangan atas kebaikannya yang sangat banyak.[Sdz]