TIM peneliti dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Wahyono, S.Kom., Ph.D., bersama timnya mengembangkan sebuah aplikasi skrining TBC berbasis AI pertama di Indonesia bernama TBScreen.AI melalui link http://tbscreen.ai.
Wahyono mengatakan bahwa inisiasi dari upaya pemerintah untuk penanggulangan TBC yang salah satu strategi utamanya dengan pemanfaatan hasil penelitian dan inovasi teknologi, termasuk pengembangan computer-aided diagnosis (CAD) berbasis artificial intelligence (AI).
Dikatakan Wahyono, aplikasi ini dirancang untuk dapat diakses oleh tenaga medis maupun masyarakat umum.
Teknis penggunaannya pun sangat mudah, pengguna cukup mengunggah foto rontgen dada, dan sistem akan secara otomatis menganalisis serta menampilkan hasil dalam bentuk persentase kemungkinan terindikasi TBC.
Baca juga: Tim Peneliti UGM Ciptakan Rumah Ramah Lingkungan
UGM Kembangkan Aplikasi Skrining TBC Berbasis AI Pertama di Indonesia
Meski begitu, Wahyono menegaskan bahwa hasil dari aplikasi ini bukan merupakan diagnosis akhir, melainkan skrining awal yang perlu ditindaklanjuti oleh dokter untuk penegakan diagnosis yang valid.
Pengembangan aplikasi ini merupakan bagian dari proyek riset yang didanai oleh program KONEKSI, sebuah inisiatif dari Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia.
Proyek ini dipimpin oleh dr. Antonia Morita I. Saktiawati, Ph.D. dari Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, selaku Principal Investigator untuk KONEKSI X-ray AI TB Project, dengan Wahyono, S.Kom., Ph.D. sebagai Koordinator Tim AI.
Proyek ini juga melibatkan kolaborasi lintas institusi, termasuk University of Melbourne, Monash University Indonesia, Universitas Sebelas Maret, Pusat Rehabilitasi YAKKUM, Sentra Advokasi Perempuan, Difabel, dan Anak (SAPDA), serta Yayasan Pengembangan Kesehatan dan Masyarakat Papua (YPKMP).
Awalnya, Wahyono mengatakan, perancangan aplikasi ini berangkat dari data yang didapatkan dari RS Sardjito Yogyakarta.
Ia dan tim kemudian memastikan bahwa data yang digunakan valid sehingga akan ada proses validasi oleh Tim Klinis yang dipimpin oleh dr. Antonia Morita I. Saktiawati dan Tim Radiologi yang dipimpin oleh Prof. Lina Choridah, Sp.Rad(K).
Setelah data divalidasi, tim langsung mengembangkan model AI berbasis pada Digital Image Processing, Computer Vision, Machine Learning.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Selanjutnya, pemodelan AI ini kemudian dilakukan dengan berbagai macam setting. Wahyono mengatakan bahwa dataset mereka dibagi menjadi data training untuk melatih model AI dan data validasi untuk mengukur validitas model.
Lebih lanjut, fitur utama yang terdapat dalam aplikasi ini adalah skrining otomatis foto rontgen dada dengan output berupa probabilitas terindikasi TBC dengan nilai 0-100%.
Fitur ini dapat diakses oleh tenaga Kesehatan dan juga oleh masyarakat umum namun dengan fitur terbatas.
Untuk saat ini, aplikasi ini baru dirilis secara terbatas. Saat ini tim sudah melakukan sosialisasi ke tenaga kesehatan terkait penelitian yang dilakukan seperti Balkesmas Klaten tanggal 2 Agustus lalu dan RSUD Mimika tanggal 7 Agustus 2025. Nantinya dua tempat ini akan menjadi pilot project penggunaan aplikasi.
Hadirnya aplikasi TBScreen.AI dapat mempercepat deteksi kasus TBC secara aktif terutama di wilayah yang sulit dijangkau atau fasilitas kesehatan yang belum memiliki dokter. Inovasi ini sekaligus menjadi kontribusi nyata dalam mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. [Din]