MAHASISWA IPB University dari Program Studi Nutrisi dan Teknologi Pakan menghadirkan inovasi Lactowaf, wafer pakan tinggi asam palmitat yang dinilai mampu meningkatkan produksi sekaligus kualitas susu sapi perah.
Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) ini diinisiasi oleh Muhammad Ligan Haikal, beranggotakan Muhammad Nurfadhilah, Muhammad Recky Renaldy, Salsa Birul Wahlidaini Merdekawati Apriliana, dan Lise Meitner Aribah Nasution, serta dibimbing oleh Prof Yuli Retnani.
Ligan selaku ketua tim menjelaskan, ide Lactowaf muncul dari fakta bahwa produksi susu nasional masih jauh dari kebutuhan masyarakat.
“Indonesia masih mengimpor hingga 74 persen kebutuhan susu, padahal konsumsi terus meningkat,” bebernya.
Baca juga: Mahasiswa UMM Ciptakan Lapisan Pelindung Telur dari Limbah Daun Mangga
Mahasiswa IPB Buat Wafer Pakan Inovasi untuk Tingkatkan Produksi dan Kualitas Susu Sapi Perah
Ia mengurai, salah satu faktor rendahnya produksi susu adalah kualitas pakan yang belum optimal. “Kami melihat peluang menghadirkan suplementasi pakan berbentuk wafer dengan kandungan nutrien yang baik serta asam lemak terproteksi,” ujarnya.
Menurut Ligan, suplementasi asam palmitat penting karena terbukti meningkatkan kecernaan bahan kering dan efisiensi pakan. Hal tersebut berpengaruh positif terhadap performa sapi perah.
“Dengan teknologi ini, produksi dan kualitas susu diharapkan bisa meningkat,” tambahnya.
Lactowaf memiliki dua keunggulan utama. Dari sisi nutrisi, produk ini mengandung lemak nabati terproteksi yang dapat meningkatkan kadar asam lemak tidak jenuh dalam susu, seperti oleat dan linoleat.
Dari sisi bentuk, wafer dinilai lebih praktis, tahan lama, tidak mudah tercecer, dan tetap mudah dikonsumsi sapi, bahkan ketika hewan mengalami gangguan mulut seperti penyakit mulut dan kuku (PMK).
Dalam pengembangan usaha, tim telah menyusun strategi berlapis. “Jangka pendek, fokus kami penjualan di Bogor dan sekitarnya, membangun branding, serta mengurus izin edar. Jangka menengah, memperluas distribusi ke Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan skala produksi lebih besar. Jangka panjang, kami ingin ekspansi ke seluruh Indonesia dengan dukungan investor atau perusahaan besar,” bebernya.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Respons awal dari peternak sangat positif. Mereka menilai produk ini praktis, meningkatkan nafsu makan, serta memperbaiki kualitas susu. Bentuk wafer juga mengurangi pemborosan pakan yang sering terjadi pada bentuk mash atau konsentrat.
Meski demikian, tim menghadapi beberapa kendala. “Kami harus menjaga kualitas bahan baku dan konsistensi nutrisi wafer. Dengan peralatan sederhana, ada kalanya wafer mudah hancur. Tantangan lain adalah membangun kepercayaan peternak, yang membutuhkan edukasi, promosi, dan demonstrasi langsung,” kata Ligan.
Ke depan, tim berharap Lactowaf tidak berhenti pada program PKM-K, tetapi berkembang menjadi usaha rintisan pakan berkelanjutan.
“Dengan dukungan penelitian, jaringan pemasaran, serta kerja sama dengan koperasi susu maupun industri, Lactowaf bisa membantu mengurangi ketergantungan impor susu dan meningkatkan kesejahteraan peternak lokal,” pungkas Ligan. [Din]