KEBIASAAN membaca dan menulis adalah fondasi utama dalam pendidikan. Bagi anak-anak, terutama sejak duduk di bangku SD, kemampuan ini bukan hanya sekadar tuntutan sekolah, melainkan bekal hidup untuk menghadapi masa depan.
Saat anak terbiasa membaca dan menulis sejak dini, mereka akan lebih siap menyerap pengetahuan, mengasah imajinasi, sekaligus melatih cara berpikir kritis.
Membaca membuat anak mengenal beragam dunia, karakter, dan ide baru. Dari buku cerita sederhana hingga bacaan pengetahuan, setiap halaman yang dibaca membuka wawasan sekaligus menumbuhkan rasa ingin tahu.
Lebih dari itu, kebiasaan membaca membantu anak mengembangkan kosakata, memperkaya bahasa, dan meningkatkan kemampuan memahami teks, keterampilan yang sangat penting dalam proses belajar di sekolah maupun kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Lukisan Siswa SD Surabaya Lolos Kurasi Pameran Internasional di Turki
Kebiasaan Membaca dan Menulis, Siswi MIN 18 Jakarta Ciptakan Buku Tiap Tahunnya
Disaat banyak anak terbuai dengan kehidupan digital, siswa siswi MIN 18 Jakarta menyeimbangkannya dengan kebiasaan membaca dan menulis buku.
Bahkan, anak-anak di sana sudah bisa menghasilkan beberapa judul buku fiksi maupun non fiksi yang rutin diterbitkan setiap tahunnya.
Kemampuan mereka ini didapatkan dari guru-guru dalam intra kurikuler. Dan jangan pandang remeh tulisan anak-anak ini, selain sudah diterbitkan rutin setiap tahun, mereka juga pernah menulis Antologi Puisi bersama Menteri hingga Ketua KPAI.
Buku tersebut berjudul Perempuanku, merupakan antologi puisi dalam rangka memperingati Hari Kelahiran R.A Kartini.
Memang, MIN 18 Jakarta yang terletak di daerah Cijantung, Jakarta Timur sekilas terlihat seperti sekolah negeri pada umumnya.
Halaman luas langsung menyapa begitu memasuki sekolah dengan gedung tiga lantai berdiri kokoh di salah satu sisi. Namun, meskipun terlihat sederhana, setiap kelas di sekolah ini didesain memiliki tema berbeda.
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Mulai dari tema Sea World, kebun binatang, antariksa, hingga kelas bertema Hello Jakarta. Di mana setiap ruang kelas dilengkapi dengan pojok baca untuk para siswa. Rupanya hal ini dilakukan untuk menyiasati keterbatasan ruang perpustakaan yang dimiliki sekolah.
Menariknya, sama seperti tema kelas yang berbeda satu dengan lainnya, pojok baca di setiap kelas juga dibuat berbeda-beda.
Bahkan untuk kelas 5 yang terletak di lantai dua, pojok baca dibuat ada di luar kelas dengan konsep ‘lesehan’. Di samping literasi, anak-anak MIN 18 Jakarta juga didorong untuk aktif di bidang lain. Misalnya seperti kelas robotik, science hingga jurnalistik. [Din]