ChanelMuslim.com – Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan termasuk buku yang laris sebagai hadiah pernikahan. Buku ini berisi ajakan agar kita tetap menjaga kesucian hingga akad pernikahan terucap. Sebab, pacaran bukanlah proses yang tepat dalam mengenal lawan jenis.
Pacaran memang identik dengan budaya anak muda atau remaja. Umumnya, pacaran digunakan sebagai proses pengenalan antara pasangan lawan jenis yang bukan mahram. Padahal, pacaran justru dilarang karena sangat dekat dengan perilaku zina.
Melalui buku ini, Salim A Fillah memulai pembahasan dengan menguraikan segala permasalahan remaja. Mulai dari hubungan remaja dengan orang tua, remaja dengan teman dan lingkungannya, hingga remaja dengan tokoh idola yang dijadikan teladan berperilaku.
Baca juga: Hijrah Aja Dulu
Selanjutnya, buku ini membahas bagaimana remaja memaknai cinta yang mulai tumbuh. Cinta tersebut tentu membutuhkan saluran yang tepat. Sehingga fitrah cinta tetap bisa terjaga sesuai perintah Allah dan Rasulullah.
Seperti yang dikutip dari buku Nikmatnya Pacaran Setelah Pernikahan, sebagai berikut. ‘Nikmat pacaran setelah pernikahan. Betapa ia ingin mengajak menjaga kesucian bagi kita yang sedang menanti keindahan. Betapa ingin ia tegaskan makna masa muda yang rawan. Betapa ingin ia ajak Anda melongok janji-janji Ar Rahman, mendapatinya begitu nyata dan pasti tertunaikan. Ya Allah Engkau Mahabenar, janji-Mu benar, Rasul-Mu benar, kitab-Mu benar, surga-Mu benar, neraka-Mu benar… agar kami menjadi saksi atas manusia, dan Rasul menjadi saksi atas kami. (Halaman 237)
Satu-satunya saluran cinta yang tepat, yaitu ikatan suci pernikahan. Ada banyak kisah yang menjadi contoh bahwa pacaran setelah pernikahan lebih romantis dan nikmat. Misalnya, kisah rumah tangga Rasulullah yang menjadi teladan paling mulia. Selain itu, ada juga kisah seorang wanita yang merayu dan mengajak berzina seorang ulama.
Kemudian ulama tersebut justru membawa si wanita ke samping Ka’bah. Lalu si wanita bingung dan protes. Namun, ulama menjawab, “Apa bedanya semua tempat? Bukankah di rumahmu, Allah tetap tahu dan di sini pun Ia menyaksikan perbuatan kita?” Si wanita langsung menangis, menyesal, dan bertaubat. [Wnd]