ChanelMuslim.com – Hipertiroidisme merupakan kondisi kelenjar tiroid yang ‘hiperaktif’. Kondisi ini menghasilkan hormon tiroid yang berlebihan.
Hipertiroidisme adalah jenis penyakit yang kurang familiar dan jarang diketahui padahal penyakit ini cukup berbahaya.
Baca Juga: Yuk Hafalkan Doa Berlindung dari Wabah Penyakit
Hipertiroidisme Disebabkan oleh Gangguan pada Kelenjar Tiroid
Mengutip dari National Health Service (NHS), penyakit hipotiroidisme merupakan penyakit yang disebabkan oleh gangguan pada kelenjar tiroid sehigga tidak memproduksi hormon tiroid dengan baik.
Kelenjar tiroid terletak di leher, bagian depan tengah, memiliki bentuk dan ukuran serupa dengan kupu-kupu.
Kelenjar tersebut menghasilkan hormon tiroid yang berfungsi untuk mengatur pertumbuhan dan metabolisme tubuh.
Baca Juga: Mengenal Hipotermia, Penyakit yang Dialami Zee-Zee Shahab di Tokyo Marathon 2019
Seseorang yang mengalami gejala hipotiroidisme akan mengalami pembengkakan di seluruh wajah, kesulitan bernapas, syok, atau kejang.
Sementara itu, tanda-tanda umum penyakit ini adalah kelelahan, adanya benjolan di leher mudah cemas, gelisah, atau menjadi emosional, nafsu makan meningkat, tetapi berat badan turun.
Penyakit ini tergolong umum dan dapat terjadi pada siapa saja. Meski demikian, wanita –terutama yang berusia di atas 50 tahun– lebih sering mengalami hipotiroidisme dibandingkan dengan pria.
Penyakit ini juga dapat menyerang anak-anak hingga bayi baru lahir atau yang dikenal dengan hipotiroidisme kongenital.
Obat Hormon Tiroid
Pengobatan untuk mengurangi atau meringankan gejala yang dialami pasien hipotiroidisme dapat dilakukan dengan mengonsumsi obat hormon tiroid.
Obat ini berfungsi sebagai hormon pengganti, yaitu levotiroksin. Mengkonsumsi levotiroksin dianjurkan pada jam yang sama setiap harinya.
Baca Juga: Mengenal Habatussauda, Obat Berbagai Penyakit
Perlu diperhatikan pula bahwa dosis obat harus tepat. Dosis yang berlebihan dapat menyebabkan efek samping seperti berkeringat, nyeri dada, sakit kepala, diare, dan muntah.
Biasanya seseorang yang menjalani metode ini harus mengonsumsi obat pengganti hormon seumur hidup.
Pada mereka yang menunjukkan gejala yang ringan atau tidak ada sama sekali, mungkin saja tidak memerlukan pengobatan.
Setelah pasien mengetahui dosis yang tepat. Mereka biasanya akan melakukan pemeriksaan darah rutin.
Pada tahap awal akan diberikan dosis serendah mungkin dan akan ditingkatkan hingga tubuh memberi respons.
Setelah dosis tepat diketahui, pemeriksaan rutin dapat menjadi setahun sekali.
Bila terjadi berkepanjangan, hipertiroidisme dapat menyebabkan komplikasi pada organ jantung. Komplikasi yang biasanya terjadi berupa aritmia (denyut jantung tidak teratur) dan gagal jantung.[Ind/Wld].