ChanelMuslim.com – Buku Bangkit dan Runtuhnya Bangsa Mongol merupakan buku sejarah yang disusun dengan mengutamakan pembangunan jiwa kepahlawanan yang sudah banyak hilang di dunia Islam.
Baca Juga: Buku Mewariskan Kekayaan
Empat Pembahasan Buku Bangkit dan Runtuhnya Bangsa Mongol
Ustaz Agung menjelaskan terkait pembahasan yang ada di buku ini dalam channel telegram Hikmah Agung.
Beliau menjelaskan bahwa buku ini terbagi menjadi empat bagian pembahasan.
Pertama, membahas tentang akar sejarah bangsa Mongol, munculnya Genghis Khan, hingga peruntuhan Daulah Khwarezmia.
Kedua, sejarah para penerus Genghis Khan hingga runtuhnya Baghdad dan pelemahan umat Islam oleh pihak Syi’ah.
Ketiga, membahas tentang sejarah peran Daulah Mamalik sejak kelemahan Daulah Ayyubiyah, hingga awal era Syafuddin Qutuz.
Keempat, sejarah menuju Pertempuran Ayn Jalut, konsekuensi kekalahan bangsa Mongol, hingga awal naiknya peran Daulah Mamalik.
Selain itu, dalam buku yang ditulis oleh Dr. Ali Muhammad ash-Shallabi ini, beliau memberi pesan penting yang menguatkan siapa saja yang membacanya.
Pesannya adalah di antara impresi keliru yang memengaruhi banyak peneliti (sejarah Islam) adalah (anggapan) bahwa kehancuran Baghdad oleh Mongol adalah akhir peradaban Islam.
Beliau juga menyemangati kita dalam membaca lembar sejarah umat Islam dengan kekhasannya.
Dituliskan bahwa umat Islam ini terus bergerak (bangkit) dalam kehidupan (peradaban) dan (memiliki) kemampuan untuk melewati guncangan besar (sekali pun).
Baca Juga: Peluncuran Buku Karya Imaam Yakhsyallah “Konspirasi Memadamkan Cahaya Allah”
Teruslah Yakin kepada Allah
Oleh sebab itu, dalam keadaan seterpuruk apapun, kita harus selalu berpegang pada keyakinan bahwa umat Islam akan ditolong Allah.
Janganlah menjauh, tetapi mendekatlah.
Jangan menimbulkan tambahan masalah, tetapi berkontribusilah menyelesaikan masalah sesuai peran kita.
Sejarah membuktikan bahwa potensi tersimpan (umat Islam ini) dapat meledak (keluar dari penyimpanannya) ketika menghadapi bahaya serta kemalangan (bencana).
Pastikan diri kita berhak masuk dalam barisan para penjaga keumatan, bukan tergolong mereka yang menelantarkan masalah umat Islam, atau bahkan menjadi sumber permasalahan.
Ustaz Agung pun juga mengingatkan bahwa kita perlu membaca sendiri detail dari buku ini karena agar bisa mendapatkan hikmah yang lebih banyak lagi. [Ind/Camus]