ChanelMuslim.com – Tauhid menjadi syarat terpenting dalam memohon ampun kepada Allah Subhanahu wa taala. Hal ini dijelaskan oleh Ustaz Fauzan Hidayat, S.STP., MPA.
Ada hal yang paling penting untuk diketahui dalam rangka menggapai ampunan Allah Ta’ala Sang Maha Pengampun, yaitu al-tauhīd.
Tauhid menjadi Syarat Terpenting
Al-Tauhid merupakan syarat mutlak seseorang mendapatkan ampunan dari Allah. Sebab bagaimana bisa seorang hamba menginginkan dosa-dosanya dihapuskan, sementara ia masih berada dalam kubangan kesyirikan, menyekutukan Allah Ta’ala.
Oleh karena itu, Allah Ta’ala berfirman,
إِنَّ اللَّهَ لَا يَغْفِرُ أَنْ يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang mempersekutukan Allah, maka sungguh ia telah berbuat dosa yang besar.” (QS. An-Nisa: 48)
Dalam sebuah hadis Qudsi, Allah Ta’ala juga menegaskan keluasan ampunan-Nya atas hamba-hamba-Nya selama tidak menyekutukan-Nya.
Baca Juga: Ngaji Tauhid, Tafsir Ibnu Katsir
Allah Ta’ala berfirman,
يَا ابْنَ آدَمَ إِنَّكَ لَوْ أَتَيْتَنِى بِقُرَابِ الأَرْضِ خَطَايَا ثُمَّ لَقِيتَنِى لاَ تُشْرِكُ بِى شَيْئًا لأَتَيْتُكَ بِقُرَابِهَا مَغْفِرَةً
“Wahai anak Adam, jika Engkau mendatangi-Ku dengan dosa sepenuh bumi, kemudian Engkau tidak berbuat syirik pada-Ku dengan sesuatu apa pun, maka Aku akan mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi itu pula.” (HR. Tirmidzi no. 3540)
Akhirnya, semestinya kita sebagai seorang hamba Allah yang lemah kiranya menyadari bahwa luasnya ampunan Allah Ta’ala tersebut diperuntukkan bagi hamba-hamba-Nya yang ingin memperbaiki diri dan bertaubat serta tidak mengulangi dosa dan kemaksiatan yang pernah ia lakukan.
Jangan pernah berputus asa dari rahmat Allah Ta’ala. Namun demikian, jangan pula remehkan sekecil apa pun dosa.
Sebab tiada lain yang kita maksiati ketika melakukan perbuatan dosa kecuali Rabb Yang Maha Esa.
Bilal bin Sa’ad berkata,
لا تنظر إلي صغر المعصية، و لكن انظر من عصيت
“Janganlah Engkau melihat kecilnya maksiat, tetapi lihatlah kepada siapa Engkau bermaksiat.” (Al-Dā’ wa al-Dawā’ hlm. 82). Wa al-lāhu a’lamu bi al-ṣawāb.[ind]
Sumber: muslim.or.id