BAGAIMANA tata cara wudhu yang sempurna? Mungkin sebagian kita melakukan wudhu asal membasuh anggota wudhu dengan air. Nah, berikut cara wudhu yang mencakup seluruh hal yang wajib dan Sunnah.
1. Berniat di dalam hati untuk berwudhu
Ini didasarkan pada hadis Umar:
(( إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ ))
“Amal perbuatan itu tergantung pada niat”
(Shahih Bukhari no. 1, Kitab: Permulaan Wahyu, Bab: Bagaimana Permulaan Turunnya Wahyu).
Niat itu tidak perlu dilafazkan Karena Rasulullah ﷺ tidak pernah melafazkan niat secara lisan dan karena Allah mengetahui apa yang ada di dalam hati sehingga tidak perlu lagi diberitahu apa yang ada di hati.
2. Mengucapkan: “Bismillah”
Hal itu didasarkan pada hadits Abu Hurairah radliyallahu anhu dari Nabi ﷺ beliau bersabda:
(( لَا صَلَاةَ لِمَنْ لَا وُضُوءَ لَهُ وَلَا وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرْ اسْمَ اللَّهِ تَعَالَى عَلَيْهِ ))
“Tidak sah shalat orang yang tidak berwudhu dan tidak sah wudhu orang yang tidak menyebut nama Allah padanya.”
(Sunan Abu Daud no. 92, Kitab: Bersuci, Bab: Membaca Basmalah saat Wudhu).
3. Mencuci kedua telapak tangan tiga kali
Hal itu didasarkan pada hadits Abdidlah bin Zaid radliallahu anhu:
عَبْدِ اللَّهِ بْنِ زَيْدٍ
أَنَّهُ أَفْرَغَ مِنْ الْإِنَاءِ عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَهُمَا ثُمَّ غَسَلَ أَوْ مَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ مِنْ كَفَّةٍ وَاحِدَةٍ فَفَعَلَ ذَلِكَ ثَلَاثًا فَغَسَلَ يَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ وَمَسَحَ بِرَأْسِهِ مَا أَقْبَلَ وَمَا أَدْبَرَ وَغَسَلَ رِجْلَيْهِ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثُمَّ قَالَ هَكَذَا وُضُوءُ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
Dari ‘Abdullah bin Zaid, bahwa ia menuangkan air dari gayung ke telapak tangannya lalu mencucinya, Kemudian ia mencuci Kemudian ia mencuci Kemudian ia mencuci Kemudian ia mencuci atau berkumur-kumur,
lalu memasukkan air ke hidung dari satu cidukan telapak tangannya. Dia lakukan ini tiga kali. Kemudian membasuh kedua tangannya sampai ke siku dua kali dua kali.
Kemudian mengusap kepalanya dengan tangan dan menariknya (ke belakang kepala) lalu mengembalikannya sekali, lalu membasuh kedua kakinya hingga ke mata kaki.
Setelah itu ia berkata, “Begitulah wudunya Rasulullah ﷺ.”
(Shahih Bukhari no. 184, Kitab: Wudhu, Bab: Berkumur dan memasukkan air ke hidung dengan Air satu Cidukan)
4. Berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung dengan tangan kanan kemudian mengeluarkan air dari hidung itu dengan tangan kiri.
Itu dilakukan tiga kali dengan tiga kali cidukan air dengan telapak tangan kanan
Yang demikian itu didasarkan pada hadis Abdullah bin Zaid radliallahu anhu:
أَتَسْتَطِيعُ أَنْ تُرِيَنِي كَيْفَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَوَضَّأُ فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ زَيْدٍ نَعَمْ فَدَعَا بِمَاءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى يَدَيْهِ فَغَسَلَ مَرَّتَيْنِ ثُمَّ مَضْمَضَ وَاسْتَنْثَرَ ثَلَاثًا ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا ثُمَّ غَسَلَ يَدَيْهِ مَرَّتَيْنِ مَرَّتَيْنِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثُمَّ مَسَحَ رَأْسَهُ بِيَدَيْهِ فَأَقْبَلَ
بِهِمَا وَأَدْبَرَ بَدَأَ بِمُقَدَّمِ رَأْسِهِ حَتَّى ذَهَبَ بِهِمَا إِلَى قَفَاهُ ثُمَّ رَدَّهُمَا إِلَى الْمَكَانِ الَّذِي بَدَأَ مِنْهُ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ
“Bisakah engkau perlihatkan kepadaku bagaimana Rasulullah ﷺ berwudhu?” ‘Abdullah bin Zaid lalu menjawab, “Tentu.”
Abdullah lalu minta diambilkan air wudhu, lalu ia menuangkan air pada kedua tangannya dan membasuhnya dua kali, lalu berkumur dan mengeluarkan air dari dalam hidung sebanyak tiga kali,
kemudian membasuh mukanya tiga kali, kemudian membasuh kedua tangan dua kali dua kali sampai ke siku,
kemudian mengusap kepalanya dengan tangan, dimulai dari bagian depan dan menariknya hingga sampai pada bagian tengkuk, lalu menariknya kembali ke tempat semula.
Setelah itu membasuh kedua kakinya.”
Lalu menyempurnakan wudhu dan melakukan istinsyaq sedalam- dalamnya kecuali bagi orang yang sedang puasa. Hal itu didasarkan pada hadis Laqith bin Shabrah radliallahu anhu:
أَسْبِغْ الْوُضُوءَ وَخَلِّلْ بَيْنَ الْأَصَابِعِ وَبَالِغْ فِي الِاسْتِنْشَاقِ إِلَّا أَنْ تَكُونَ صَائِمًا
“Sempurnakanlah wudhu, (basuhlah) disela-sela jari-jemarimu dan tekankanlah saat beristinsyaq kecuali jika kamu sedang berpuasa.”
(Sunan Abu Daud no. 123, Kitab: Bersuci, Bab: Mengeluarkan Air dari Hidung)
Dilanjutkan dengan bersiwak.
5. Membasuh muka tiga kali
Dimulai dari telinga yang satu ke telinga yang lain dengan skala melebar, dari rambut kepala paling depan sampai ke jenggot paling bawah dan dagu dengan skala memanjang.
Hal itu didasarkan hadis Abdullah bin Zaid, juga hadis Humran dari Utsman.
6. Membasuh tangan kanan sebanyak tiga kali
Dari ujung jari sampai ke siku-siku, menggosok-gosok lengan, membasuh bagian siku, serta menyela-nyela jari-jari, kemudian membasuh tangan kiri seperti yang dilakukan terhadap tangan kanan.
Baca Juga: Status Wudhu setelah Menyentuh Kemaluan
Tata Cara Wudhu yang Sempurna
7. Mengusap kepala sekali
Caranya yaitu dengan membasahi kedua tangannya dengan air lalu mengusapkannya dari bagian kepala terdepan sampai tengkuk, kemudian membalikkan kembali ke tempat semula. Selanjutnya memasukkan kedua jari telunjuk ke dalam telinga dan mengusapkan kedua ibu jari ke bagian luar telinga*.
8. Membasuh kaki kanan tiga kali dari ujung kaki sampai ke mata kaki.
”membasuh mata kaki,” dan menyela-nyela jari-jari.” Dilanjutkan dengan membasuh kaki kiri seperti yang dilakukan terhadap kaki kanan.
9. Kemudian membaca:
((أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ))
((أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنْ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنْ الْمُتَطَهِّرِينَ))
“Aku bersaksi bahwasanya tidak ada ilah selain Allah, yang tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus Rasul-Nya.”
(Shahih Muslim no. 345)
“Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.
Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang yang mensucikan diri”. (Sunan Tirmidzi no. 50)
10. Barang siapa berwudhu seperti ini lalu mengerjakan shalat dua rakaat dengan tidak berbicara kepada dirinya sendiri (khusyu’), niscaya Allah akan memberikan ampunan kepadanya dari dosa-dosanya yang telah lalu.
Hal itu berdasarkan hadis Utsman bin Affan radllyallahu anhu serta hadits Uqbah bin Amir radllyallahu anhu:
(( مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَتَوَضَّأُ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهُ ثُمَّ يَقُومُ فَيُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ مُقْبِلٌ عَلَيْهِمَا بِقَلْبِهِ وَوَجْهِهِ إِلَّا وَجَبَتْ لَهُ الْجَنَّةُ ))
“Tidaklah seorang Muslim berwudhu (dan dia melakukannya) dengan sebaik-baiknya kemudian dia mengerjakan shalat dua rakaat dengan hati yang khusyu’ dan wajah yang khudhu’, melainkan telah ditenmkan baginya Surga.”
(Shahih Muslim no. 345, Kitab: Thaharah, Bab: Doa yang dianjurkan setelah Wudhu)
Selain itu, juga didasarkan pada hadits Abu Hurairah radliyallahu anhu:
“Nabi ﷺ pernah berkata kepada Bilal pada shalat Shubuh:
“Wahai Bilal, ceritakan kepadaku amal yang paling utama yang sudah kamu amalkan dalam Islam, sebab aku mendengar di hadapanku suara sandalmu dalam surga.”
Bilal berkata, “Tidak ada amal yang utama yang aku sudah amalkan kecuali bahwa jika aku bersuci (berwudhu’) pada suatu kesempatan malam ataupun siang melainkan aku selalu shalat dengan wudhu tersebut di samping shalat wajib”.
(Shahih Bukhari no. 1081, Kitab: Tahajjud, Bab: Keutamaan bersuci).[ind]
Disusun oleh: Alfaqir ilallah Mangesti Waluyo Sedjati (Ketua KBIHU Baitul Izzah Sidoarjo)
Sumber:
1. ”Ensiklopedi Shalat, Menurut al-Qur’an dan as-Sunnah”, Terjemahan dari Kitab ”Shalatul Mukminin”, Karya: Syaikh Dr. Sa’id bin Ali bin Wahf al- Qahthani, Jilid 1 dari 3 Jilid yang diterbitkan oleh: Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Cetakan Ketujuh, Februari 2020
2. Aplikasi Quran Word by Word
3. Aplikasi Hadis 9 Imam