NAMANYA Zakir Abdul Karim Naik. Dai kelahiran 18 Oktober 1965 di Mumbai India ini berkunjung ke Indonesia untuk yang kesekian kalinya. Ia datang sejak awal Juli lalu.
Sosok Dr. Zakir Naik begitu fenomenal. Bukan hanya di Asia, tapi di dunia. Bisa dibilang, inilah sosok dai yang begitu berjasa mengislamkan jutaan warga Nasrani di dunia.
Hadir di Solo, Malang, Bandung, dan Jakarta
Ayah tiga anak ini direncanakan mengisi kuliah akbar di empat wilayah di Indonesia. Di Solo pada 8 Juli lalu, Malang pada 10 Juli, Bandung pada 11 hingga 13 Juli, dan terakhir di Jakarta pada 18 hingga 20 Juli.
Alasan Fokus Dakwah di Nasrani
Ketika berkunjung ke Pesantren Daarut Tauhid Bandung, Dr. Zakir menyampaikan ceramah khusus untuk para dai di sana.
Didampingi Ustaz Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym, Dr. Zakir menyampaikan ceramah perlunya mendakwahi umat Nasrani. Bahkan, beberapa kali beliau menyebut kata ‘islah’ untuk dakwah terhadap sesama umat Islam, dan ‘dakwah’ untuk umat Nasrani.
“Jika ibu kalian dihina oleh seseorang, apakah kalian akan marah? Dan apa yang akan kalian lakukan?” ucap Dr. Zakir Naik ke hadirin yang membludak di Daarut Tauhid.
Rupanya, pertanyaan ini merupakan bahasa retoris untuk memposisikan antara hinaan terhadap ibu dan hinaan terhadap Allah subhanahu wata’ala.
Tentu semua orang akan marah jika ibunya dihina. Terlebih lagi yang dihina itu Allah subhanahu wata’ala yang penghormatan dan kecintaan kita jauh lebih tinggi daripada terhadap ibu.
Dr. Zakir menyampaikan sejumlah dalil Al-Qur’an untuk menjelaskan bahasa retorisnya itu. Yaitu, Surah At-Taubah ayat 24 dan Surah Maryam ayat 88 hingga 92.
Dalam Surah Maryam ayat 88 dan 89, Allah berfirman, “Dan mereka berkata, ‘(Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak. Sungguh kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar.”
Ayat ini, menurut Dr. Zakir, merupakan penjelasan bahwa orang-orang yang mengatakan Allah punya anak merupakan penghinaan terhadap Allah.
“Kalau pada ibu kalian yang dihina, kalian akan marah dan berusaha keras meluruskan. Begitu pun mestinya terhadap Allah subhanahu wata’ala,” jelasnya.
Dakwah sebagai Misi Utama
Dr. Zakir juga menjelaskan bahwa misi utama umat Islam adalah dakwah: baik terhadap sesama umat Islam maupun Nasrani.
Dr. Zakir menyampaikan dalilnya, yaitu Surah Ali Imran ayat 104. “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
“Dokter di umat Islam sudah banyak, insinyur juga banyak; tapi siapa yang fokus menjadi dai dan berkeliling untuk berdakwah?” ungkapnya lagi.
Dan menurutnya, Allah sangat memuji pekerjaan sebagai dai ini: “Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan…” (QS. Fushilat: 33)
Menyiapkan Penerus
Sebegitu gigihnya perjuangan Dr. Zakir dalam dakwah ke umat Nasrani, dai yang juga lulusan dokter bedah di India ini sudah menyiapkan penerus.
Namanya, Syaikh Fariq Naik. Fariq merupakan anak sulung Dr. Zakir atau anak tertua dari tiga bersaudara.
Sejak usia 8 tahun, Fariq sudah ikut sang ayah berkeliling dunia melakukan dakwah. Bahkan sudah ikut aktif melakukan debat ke peserta.
Di usia belia, ia sudah hafal Al-Qur’an. Pemuda usia 30-an tahun ini sudah menamatkan S2 syariah di Universitas Saudi. Kini, Syaikh Fariq sedang meneruskan kuliah di Malaysia juga dalam ilmu keislaman.
Akan Tampil di Jakarta
Setelah kunjungan di Solo, Malang, dan Bandung, pada tanggal 18 hingga 20 Juli mendatang, Dr. Zakir dan Syaikh Fariq dijadwalkan akan tampil di Jakarta.
Lokasinya di bekas hangar pesawat di kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Hanya bersebelahan dengan patung ‘Pancoran’.
Dikabarkan, begitu banyak para calon mualaf dari dalam dan luar Indonesia untuk menyimak dakwah perbandingan agama ini. [Mh]