BELAJAR dari tafsir surat Abasa ayat 1-16 berisi teguran Allah dan prinsip dakwah yang merangkul semua. Pernah dengar kisah Rasulullah ﷺ ditegur langsung oleh Allah? Kisah itu terekam dalam Surat ‘Abasa ayat 1–16.
Ceritanya bukan sekadar tentang Nabi, tapi juga membawa pesan besar tentang bagaimana kita harus memperlakukan orang lain tanpa melihat status sosialnya.
Tafsir Surat Abasa Ayat 1-16
Latar Belakang Kisah
Suatu ketika, Rasulullah ﷺ sedang serius berbicara dengan para tokoh Quraisy. Harapannya, kalau para pemuka itu masuk Islam, akan lebih mudah bagi masyarakat luas untuk ikut serta.
Namun tiba-tiba datanglah seorang sahabat buta bernama Abdullah bin Ummi Maktum. Ia datang dengan penuh semangat ingin belajar agama. Kehadirannya justru membuat Rasulullah seakan kurang berkenan, karena sedang fokus pada “orang-orang penting”.
Di momen itu turunlah teguran Allah dalam Surat Abasa ayat 1–2:
“Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya.” (QS. ‘Abasa: 1–2)
Baca juga: Tafsir Surat Al-Fiil Ayat 1-5, Kisah yang Menunjukkan Besarnya Kekuasaan Allah
Apa Isi Pesannya?
1. Teguran kepada Rasulullah ﷺ
Allah menegur Nabi agar tidak memandang rendah siapa pun. Semua manusia memiliki hak yang sama untuk mendapatkan hidayah.
“Tahukah engkau (Muhammad), barangkali dia ingin menyucikan dirinya (dari dosa), atau dia ingin mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya.” (QS. ‘Abasa: 3–4)
2. Siapa yang Lebih Layak Didengar
Abdullah bin Ummi Maktum datang dengan hati bersih dan niat tulus untuk belajar. Justru orang seperti inilah yang seharusnya jadi prioritas.
3. Perubahan Sikap Nabi
Setelah ayat ini turun, Rasulullah ﷺ selalu memuliakan Abdullah. Ia bahkan diangkat menjadi muadzin bersama Bilal, dan beberapa kali dipercaya menjaga Madinah saat Nabi pergi berperang.
4. Dakwah untuk Semua Kalangan
Pesan paling kuat dari surat ini adalah: dakwah (dan kebaikan) bukan hanya untuk kalangan tertentu. Semua orang berhak mendapat kesempatan, baik miskin maupun kaya, lemah maupun kuat.
“Janganlah engkau hiraukan orang yang merasa dirinya serba cukup. Kepadanya engkau memberi perhatian, padahal tidak ada (cela) atasmu kalau dia tidak menyucikan diri. Adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut (kepada Allah), maka engkau malah mengabaikannya.” (QS. ‘Abasa: 5–10)
Pesan untuk Kita Hari Ini
Surat ‘Abasa mengingatkan bahwa nilai seseorang bukanlah pada jabatan atau kekayaannya, tapi pada ketulusan hati dan semangat mencari kebenaran.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita pun diajak untuk bersikap adil dan menghargai siapa saja tanpa memandang latar belakangnya.
“Sekali-kali jangan begitu! Sesungguhnya (ayat-ayat Al-Qur’an) itu adalah suatu peringatan. Maka barang siapa menghendaki, tentulah dia memperhatikannya.” (QS. ‘Abasa: 11–12).[ind]





