MULIA dengan Islam dijelaskan oleh K.H. Iman Santoso, Lc., M.E.I. Berkata Umar bin Khattab radhiyallahu anhu:
“Kami adalah kaum yang dimuliakan Allah dengan Islam, maka selagi kami mencari kemuliaan dengan selain Islam, maka Allah hinakan kami”.
قال عمر رضي الله عنه :”نحن قوم أعزَّنا الله بالإسلام فمهما ابتغينا العزَّة في غيره أذلَّنا الله”.
Sejarah telah mencatat dengan tinta emas bahwa bangsa Arab sebelum Islam adalah bangsa Jahiliyah, bangsa yang sesat dan terbelakang, penyembah berhala dan tidak memiliki peradaban, di bawah kendali Romawi dan Parsia.
Selanjutnya datanglah Islam yang dibawa oleh nabi Muhammad saw, maka secara bertahap bangsa Arab masuk Islam dan komitmen pada ajaran Islam.
Kemudian nabi Muhammad saw dan para sahabat menguasai jazirah Arab dengan kemuliaan Islam. Selanjutnya menguasai Romawi dan Parsia di masa Khulafur Rasyidin.
Bukan hanya bangsa Arab yang mulia, bangsa non Arab juga jika menerima Islam dan komitmen pada ajaran Islam, maka akan dimuliakan Allah.
Demikianlah kekuasaan Turki Utsmani yang non Arab di abad 13-20, selama 7 abad menguasai sepertiga dunia dengan kemuliaan Islam.
baca juga: Hadis tentang Kondisi Umat Islam Palestina
Mulia dengan Islam
Sekarang di penghujung tahun 2023, kita melihat kengerian luar biasa. Genosida Zionis israel atas umat Islam di Palestina, korbannya mayoritas anak-anak dan wanita.
Di tengah negeri Islam dan bangsa Arab. Sudah dua bulan lebih, penguasa Arab tidak berdaya, padahal mereka punya kekuasaan dan senjata.
Sudah 20.000 lebih korban syahid, mereka adalah manusia, mereka adalah muslim dan mereka adalah bangsa Arab.
Berbeda ketika umat Islam komitmen pada ajaran Islam dan memiliki kekuasaan yang kuat, maka mereka mulia dengan Islam.
Disebutkan dalam riwayat pada abad 9, ketika seorang muslimah ditindas dan ditahan di wilayah Amuriyah Romawi, dan memohon pertolongan dengan mengucapkan:
Wa Mu’thsimah (mohon pertolongan pada kholifah Mu’tashim). Maka kholifah segera mengerahkan pasukannya untuk membebaskan seorang muslimah tersebut, dan berhasil dibebaskan.
Sangat jelas, bahwa kemuliaan hanya dapat diraih dengan Islam. Seorang muslim yang komitmen dengan ajaran Islam, maka dia akan mulia.
Keluarga muslim yang komitmen dengan ajaran Islam, maka akan mulia. Masyarakat muslim yang komitmen dengan ajaran Islam, maka mereka akan mulia.
Bangsa yang menerima dan komitmen pada Islam, maka mereka akan mulia. Penguasa dan pejabat publik muslim di semua tingkatannya yang komitmen pada ajaran Islam, mereka akan mulia.
Dan puncak kemuliaan itu, ketika umat Islam, khususnya penguasa muslim siap melakukan puncak ajaran Islam, yaitu berjihad untuk memperjuangkan Islam dan umat Islam.
Rasulullah Shallalahu alaihi wa sallam menyampaikan sebab kehinaan umat Islam, yaitu manakala umat Islam sudah cinta dunia, takut mati dan meninggalkan jihad. Kemudian menyebutkan rahasia kemuliaan umat Islam, hanya satu yaitu kembali pada Islam termasuk jihad fi sabilillah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِينَةِ وَأَخَذْتُمْ أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمْ الْجِهَادَ سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ قَالَ أَبُو دَاوُد الْإِخْبَارُ لِجَعْفَرٍ وَهَذَا لَفْظُهُ
Dari Ibnu Umar ra ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Jika kalian berjual beli secara cara ‘inah, mengikuti ekor sapi, ridha dengan bercocok tanam dan meninggalkan jihad, maka Allah akan menguasakan kehinaan atas kalian.
Allah tidak akan mencabutnya dari kalian hingga kalian kembali kepada agama Islam kalian.” [HR Abu Daud 3003].[ind]