MANUSIA terpilih sebagai pengemban amanah di muka bumi, ia memiliki beragam kemampuan untuk menebar kemakmuran dan kesejahteraan. Namun kebanyakan manusia yang diberi amanah ini justru berbuat zalim dan bodoh karena merasa paling benar hingga tidak mau diberi petunjuk dengan aturan-aturan Allah. Dalam surah Al-Ahzab ayat 72 Allah berfirman:
إِنَّا عَرَضْنَا ٱلْأَمَانَةَ عَلَى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَٱلْجِبَالِ فَأَبَيْنَ أَن يَحْمِلْنَهَا وَأَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا ٱلْإِنسَٰنُ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ ظَلُومًا جَهُولًا
Artinya: Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.
Allah menyebutkan dua karakter manusia dalam surah Al-Ahzab yaitu zhalum dan jahul. Zhalum (amat zalim) artinya tidak mampu menempatkan sesuatu pada posisinya yang benar.
Baca Juga: Tafsir Surat Al-Ahzab Ayat 72, Amanat Berat yang Dipikul Manusia
Al-Ahzab Ayat 72, Dua Karakter Buruk Manusia Saat Mengemban Amanah
Perintah-perintah Allah dan Rasul-Nya yang hukumnya wajib justru ia tinggalkan begitu saja tanpa ada udzur, terlebih perintah yang hukumnya sunnah.
Demikian pula larangan-larangan Allah dan Rasul-Nya yang hukumny haram justru ia terjang, terlebih larangan yang hukumnya sekedar makruh.
Manusia berjanji siap mengemban amanah yang Allah bebankan kepadanya, namun nyatanya kebanyakan manusia justru menelantarkan amanah tersebut begitu saja.
Adapun Jahul (amat bodoh) mempunyai dua makna, pertama adalah tidak mempunyai ilmu dan kedua adalah tidak mampu mengendalikan dirinya.
Tidak mempunyai ilmu artinya bodoh namun bersikap sok tahu. Bodoh yang dimaksudkan dalam ayat tersebut tentu saja bukan bodoh tentang ilmu duniawi, karena perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dicapai manusia semakin meningkat seiring perjalanan waktu.
Bodoh yang dimaksud adalah tidak mengerti dan memahami tentang perintah, laranga, dan hikmah syariat Allah dan Rasul-Nya.
Ketidaktahuan tersebut mengakibatkan kebanyakan manusia tidak memahami hakekat kehidupan, tujuan hidup di dunia dan balasan kelak di akhirat yang akan mereka dapatkan dari amal perbuatan mereka di dunia.
Sedangkanmaksud dari tidak mampu mengendalikan diri adalah ia tidak mampu mengatur hati, pikiran, hawa nafsu dan anggota badannya untuk berfikir, berkata, dan bertindak sesuai tuntunan syariat Allah dan Rasul-Nya.
Akibatnya, sebagai makhluk yang paling mulia secara fisik dan mental, manusia justru diperbudak oleh hawa nafsunya. Akal pikirannya dibiarkan lepas kontrol dari bimbingan wahyu, sehingga menjadi akal yang menuhankan kecemerlangan otaknya dan meremehkan syariat Allah.
Lafaz Zhalum dan Jahul sendiri adalah bentu mubalaghoh yaitu gaya bahasa melebih-lebihkan. Artinya kezalimana dan kebodohan sebagian besar manusia yang tidak menunaikan amanah Allah tersebut adalah sangat parah dan bertumpuk-tumpuk.
Sumber: Zikir Akhir Zaman oleh Abu Fatiah Al-Adnani