MARI kita cermati persiapan seorang pemuka para wanita dunia, putri dari pemuka insan, saat ia akan memasuki bahtera rumah tangga.
Ummu Aiman menuturkan, “Aku ditugaskan untuk mempersiapkan Fathimah. Di antara yang kupersiapkan untuknya adalah sebuah bantal terbuat dari kulit yang berisi serabut pohon kurma dan pasir. Bantal itu kupersiapkan di rumahnya.”
Diriwayatkan dari Darim ibn Abdirrahman ibn Tsalabah al-Hanafi, ia berkata:
Seseorang yang paman-pamannya berasal dari kalangan Anshar menceritakan kepadaku, katanya, “Nenekku menceritakan kepadaku bahwa ia termasuk salah satu wanita yang menyerahkan Fathimah kepada Ali. Nenekku menuturkan, ‘Fathimah diserahkan dengan mengenakan dua potong baju, ia mengenakan perhiasan yang licin terbuat dari perak yang diberi wewangian za’faran. Kami lalu masuk ke rumah Ali. Di dalamnya ada kulit kambing penutup bale-bale yang terbuat dari tanah untuk tempat duduk, juga sebuah bantal yang berisi serabut. Ada juga tempat air minum, alat penumbuk gandum, handuk, dan nampan untuk makan’.”
Ali Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Ketika aku menikahi Fathimah, kami tidak memiliki apa-apa kecuali kulit domba yang digunakan untuk alas tidur pada malam hari dan alas rumput makanan unta kami pada siang hari. Kami pun tidak memiliki pelayan selain Fathimah sendiri yang melayaniku.”
Follow Official WhatsApp Channel chanelmuslim.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.
Diriwayatkan juga dari Ali bahwa pada saat menikahkannya dengan Fathimah, Rasulullah menyerahkan Fathimah dengan kain tebal yang kasar, bantal yang terbuat dari kulit berisi serabut, dua buah lumpang batu, tempat minum, dan dua tembikar.
Suatu hari Ali berkata kepada Fathimah, “Demi Allah, aku selalu mengambil air dari sumur hingga dadaku sakit. Ayahmu telah datang membawa seorang budak, pergilah dan mintalah budak itu sebagai pelayan.”
Fathimah berkata, “Demi Allah, aku juga selalu menumbuk gandum hingga tanganku bengkak.”
Persiapan Pernikahan Fathimah Anak Baginda Nabi (1)
Baca juga: Kisah Pernikahan Muhammad dengan Khadijah
Fathimah lalu mendatangi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Beliau menyapanya, “Ada apa, putriku?”
Fathimah menjawab, “Aku datang hanya ingin menyapa Ayah.”
Fathimah malu untuk meminta seorang pembantu kepada beliau pun pulang. Ali lalu bertanya kepadanya, “Apa yang kau lakukan?”
Ia menjawab, “Aku malu memintanya.” Akhirnya keduanya datang menghadap beliau.
Ali berkata, “Demi Allah, aku mengambil air sendiri di sumur hingga dadaku sakit.”
Sementara itu, Fathimah berkata, “Aku menumbuk gandum sendiri hingga tanganku bengkak. Allah telah mendatangkan kepada Ayah seorang budak, jadikanlah budak itu sebagai pembantu kami.”[Sdz]
Sumber: Buku Bekal Pernikahan karya Syaikh Mahmud Al-Mashri.