DI ARTIKEL sebelumnya kita sudah membahas lima prosesi pernikahan adat melayu yaitu, Merisik, Merasi, Meminang, Mengantar tanda, dan Mengantar belanja. Ternyata tidak cukup sampai di situ saja, masih ada lagi rangkaian acara dari prosesi pernikahan adat melayu hingga sampai pada tahap akad nikah:
Mengajak dan menjemput
Kedua belah pihak keluarga lalu akan mengadakan pertemuan kembali untuk membahas prosesi selanjutnya, yaitu mengajak dan menjemput. Dalam sesi diskusi itu, nantinya diputuskan mengenai siapakah pihak yang akan mengajak dan siapa yang menjemput.
Tahap pra-pernikahan ini dinilai sebagai persiapan untuk melaksanakan kegiatan di majelis nikah-kawin. Prosesi mengajak dan menjemput biasanya melibatkan sepasang suami-istri yang telah berpengalaman dan begitu disegani oleh masyarakat setempat.
Kenali Prosesi Pernikahan Adat Melayu Sebelum Melamar Wanita Pujaanmu (2)
Menggantung-gantung
Pada hari ke-4 atau 5 sebelum momen pernikahan tiba, terdapat kegiatan menggantung-gantung yang akan dilakukan di kediaman calon mempelai wanita.
Ini merupakan ritual persiapan pernikahan yang dilakukan oleh keluarga besar calon pengantin wanita, mulai dari membersihkan rumah, merapikan dapur, menghias kamar pengantin, hingga mendekorasi setiap sudut kediaman pengantin wanita dengan berbagai ornamen yang telah direncanakan sebelumnya.
Bagian kursi pelaminan pun menjadi titik fokus paling utama yang perlu dibuat dengan indah.
Berendam
Salah satu prosesi pernikahan adat suku Melayu yang paling unik adalah berendam. Kegiatan ini dinilai menjadi ruang untuk membersihkan hati, pikiran, dan fisik kedua mempelai dari kemungkinan adanya kotoran atau hal-hal negatif yang melekat dalam diri.
Mereka kemudian dianjurkan untuk mencukur bulu-bulu tipis di bagian tengkuk, pelipis, wajah, serta dahi. Sedangkan pihak mempelai laki-laki perlu mencukur rambutnya serapi mungkin.
Limau manis limau setawar
Usai prosesi berendam atau cukuran, tibalah saatnya calon pengantin untuk mengikuti tahapan limau manis limau setawar.
Nantinya, seorang ibu yang disebut sebagai Mak Andam akan berjalan mengelilingi pengantin wanita sebanyak tiga kali sambil membawa buah kelapa yang telah dililit dengan benang lima warna.
Kelapa tersebut disusun menyerupai sebuah gunung, yang berarti sebuah harapan agar keluarga pasangan kelak bisa menghasilkan keturunan rupawan layaknya pegunungan yang dilihat dari kejauhan, sedangkan benang lima warna adalah gambaran dari keluarga pengantin yang selalu diberikan limpahan rezeki bak derasnya aliran sungai.
Selain buah kelapa, Mak Adam juga mengelilingi calon mempelai perempuan dengan membawa dua batang lilin yang menyala. Ini menyimbolkan harapan agar kehidupan rumah tangga calon pengantin senantiasa rukun dan diterangi oleh dan dijauhkan dari segala hal yang tidak baik.
Berinai
Berinai adalah sebuah ritual menghias kuku jari tangan dan kaki dari kedua mempelai. Tradisi ini juga sekaligus berfungsi untuk penolak bala agar pasangan pengantin dapat terhindar dari berbagai marabahaya. Bahkan, inai diketahui mampu memancarkan aura keindahan yang dimiliki oleh kedua mempelai.
Khatam Qur’an
Acara khatam quran pada rangkaian prosesi pernikahan adat suku Melayu umumnya dilaksanakan sehari sebelum berlangsungnya akad nikah.
Di sini, kedua calon pengantin dituntun untuk duduk di depan pelaminan sambil didampingi oleh seorang guru ngaji beserta para jamaahnya. Mereka kemudian akan melantunkan sejumlah ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Usai prosesi khatam Qur’an, calon pengantin kemudian bertandang ke rumah sang guru ngaji untuk mengantar bingkisan atau tabak, yaitu berupa pulut kuning yang diletakkan di dalam wadah kayu berhiaskan ulur-ulur, bunga telor, dan telur merah.
Walaupun mungkin sebagian dari prosesi pernikahan di atas masih ada ritual-ritual yang berlawanan dengan nilai-nilai syariat karena muatan fungsi dari ritual tersebut, kamu bisa mendiskusikannya dengan baik oleh keluarga calon pasangan. [Ln/SiapNikah]