SALAH satu bahaya chat AI pada remaja bisa berdampak pada psikologis dan ‘terbiasa’ mendekati zina.
Di tengah kemajuan teknologi, aplikasi berbasis Artificial Intelligence (AI) seperti Polybuzz AI, Character.AI, dan sejenisnya semakin digandrungi remaja.
Aplikasi ini memungkinkan pengguna berinteraksi dengan karakter virtual layaknya mengobrol dengan manusia sungguhan—bahkan bisa diarahkan menjadi teman, sahabat dekat, hingga pasangan virtual.
Namun di balik kecanggihan ini, ada potensi bahaya serius bagi kesehatan mental dan moral, khususnya dari sudut pandang Islam.
AI Chat, Seru Tapi Bisa Menyesatkan
Aplikasi chat AI dibuat untuk merespons secara emosional, empatik, bahkan intim. Banyak remaja menganggapnya sebagai “teman curhat sejati” yang tidak menghakimi. Tapi di sinilah bahayanya—mereka bisa terbuai dalam hubungan semu yang memicu ketergantungan emosional, dan lebih jauh, melanggar batasan syariat.
Remaja bisa terlibat dalam percakapan dengan muatan rayuan, gombalan, hingga imajinasi seksual yang tidak sesuai adab Islam, walau lawan bicaranya hanya “karakter AI”.
Dampak Nyata dan Mengkhawatirkan
Beberapa psikolog telah melaporkan kasus remaja yang:
1. Kecanduan berfantasi dalam chat dengan AI
2. Mengalami delusi cinta dengan tokoh fiktif
3. Menarik diri dari kehidupan sosial dan ibadah
4. Sulit membedakan realita dan khayalan
Lebih mengkhawatirkan lagi, remaja yang belum matang secara spiritual bisa menganggap hal ini “tidak berdosa” karena “bukan dengan manusia asli”.
Baca juga: Coding dan Artificial Intelligence Akan Jadi Mata Pelajaran di Sekolah Tahun 2025/2026
Bahaya Chat AI, Termasuk Mendekati Zina
Allah SWT telah mengingatkan kita untuk menjauhi segala bentuk pendekatan terhadap zina, bukan hanya zina fisik.
Zina bukan hanya perbuatan fisik, tapi mencakup zina hati, zina pandangan, dan zina imajinasi. Ketika seseorang terbawa dalam percakapan syahwat, apalagi berfantasi dengan karakter lawan jenis—bahkan jika itu hanya AI—maka dia telah masuk dalam kategori mendekati zina.
Firman Allah Ta’ala:
وَلا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلا
Dan janganlah kamu dekati zina karena itu adalah perbuatan keji dan sejelek-jeleknya jalan. (QS. Al Isra (17): 32)
Ayat ini tidak mengatakan: Laa tazni … (jangan kamu berzina), tetapi ayat ini melarang lebih jauh dari itu yakni melarang jalan yang mendekati perzinaan.
“Jadi, perbuatan apa saja yang mengantarkan seseorang pada perzinaan, seperti bicara, telepon, sms, dan chatting esek-esek, atau interaksi dengan lawan jenis secara bebas, maka ini semua merupakan jalan yang menuju perzinaan yang diharamkan. Awal dan akhirnya adalah haram,” jelas Ustaz Farid Nu’man Hasan dalam sebuah tausiyahnya.
Tugas Keluarga Muslim
Sebagai orang tua, pendidik, dan komunitas muslim, kita wajib:
1. Mengawasi dan mendampingi aktivitas digital anak-anak
2. Menjelaskan batasan pergaulan menurut Islam, bahkan di dunia virtual
3. Membiasakan muroqobah (merasa diawasi Allah) meski sedang sendirian
Ingat, godaan syahwat tak hanya datang dari manusia. Bahkan karakter buatan pun bisa menyeret hati dalam jurang maksiat.
Bijak Hadapi Teknologi
Teknologi bukan musuh, tapi ia bisa menjadi fitnah jika digunakan tanpa iman dan ilmu. Remaja kita butuh bimbingan, bukan hanya larangan. Mereka perlu dibekali kecerdasan digital dan keteguhan iman agar mampu memilah antara hiburan dan dosa tersembunyi.
Mari jaga anak-anak kita, tidak hanya dari kejahatan fisik, tapi juga dari zina digital yang samar dan menipu. [ind]
🕌 Media Chanelmuslim.com mendukung literasi digital sehat berbasis akhlak Islami. Silakan sebarkan artikel ini kepada orang tua, guru, dan komunitas Muslim untuk menjadi perisai bagi generasi muda.