ANAK tidak mau belajar. Nah, bingung kan? Pernahkah Bunda merasa sangat sebal dan serasa ingin marah saat anak disuruh belajar tetapi tak kunjung belajar padahal besok ada ujian?
Anak malah asyik bermain dengan mainan kesukaannya, dengan gadget-nya, dengan keretanya, dengan kartu mainannya atau dengan mainan lainnya.
Berkali-kali Bunda menyuruh anak untuk belajar tetap saja anak tak beranjak dari tempat bermainnya. Hingga rasa marah yang Bunda pendam sejak tadi akhirnya meledak juga, kata-kata kasar itu akhirnya meluncur keluar menghujam telak di jiwanya.
Tangan Bunda bahkan sampai melayang menyentuh dengan keras badannya.
Dengan penuh ketakutan bercampur rasa marah yang diaduk dengan rasa benci, akhirnya anak itu bangun dan beranjak menuju meja belajar sambil bermalas-malasan membuka buku pelajaran.
Saya sih yakin, cerita di atas tidak pernah terjadi pada Bunda, iya kan Bun hehehe, terlalu dramatis mungkin. Tapi kasus yang serupa dengan cerita di atas cukup banyak lho Bun.
Anak yang sulit belajar. Sudah berkali-kali disuruh belajar bahkan dengan teriakan tetap saja tidak mau belajar.
Baca Juga: Tips Melawan Rasa Kantuk Saat Belajar (1)
Sering Sebal karena Anak Tidak Mau Belajar? Coba Belajar Bersama, Bun
Terus, bagaimana solusinya? Begini solusinya Bun. Kenapa anak sulit belajar, karena kita menyuruh mereka belajar sedangkan kita sendiri kadang malah asyik menonton TV atau asyik dengan gadget.
Coba deh Bun, belajar bersama anak. Temani anak untuk belajar bersama. Jika anak Bunda masih SD, Bunda bisa ikut menjelaskan materi yang ada pada buku pelajaran. Bunda juga bisa memberikan tebak-tebakan.
Jika anak sedang mengerjakan tugas sekolah, temani anak mengerjakan tugasnya. Tapi berusahalah untuk tidak mengerjakan tugas mereka ya Bun, karena yang sekolah anak bukan Bundanya.
Kadang merasa kasihan, malah Bundanya yang mengerjakan semua tugas anaknya. Bunda harus mementingkan proses daripada hasil.
Besar kemungkinan saat Bunda yang mengerjakan pasti benar semua dan anakpun senang tanpa usahanya, tugasnya selesai. Tetapi anak tidak akan tahu proses mengerjakan soal.
Saat ujian, pasti anak tidak akan bisa mengerjakan soal, sebab tugasnya selalu diselesaikan Bundanya.
Selain itu Bun, saat belajar lebih penting anak paham daripada hanya sekadar hafal. Bunda perlu mencoba dengan berbagai metode untuk memahamkan anak.
Mulai dari menerangkan sambil memberikan contoh-contoh dalam kehidupan nyata. Misalnya dalam pelajaran hitung-hitungan, ada soal matematika 4-2, maka Bunda bisa mengambil 4 pensil kemudian dua pensil diberikan kepada anak sambil bertanya
“Bunda punya 4 pensil, 2 pensil Bunda berikan kepada Adik, pensil Bunda tinggal berapa?”.
Dengan mendekatkan pada kehidupan nyata, bagi anak SD, mereka akan lebih paham konsep daripada sekadar menghafal.
Bagi anak usia remaja, minimal Bunda tidak sibuk dengan aktivitas seperti menonton TV atau gadget.
Lebih baik lagi Bunda juga membuat suasana belajar lebih mendukung dengan ikut membaca buku.
Beda rasanya bagi anak, saat anak belajar lalu orang tuanya malah asyik menonton TV atau berselancar di dunia maya dibandingkan dengan orang tua yang juga ikut belajar.
Anak akan semakin rajin belajar dan memiliki motivasi lebih kuat saat melihat orang tuanya juga ikut belajar minimal dengan membaca buku.[ind]
sumber: Kulwap Tumbuh Yuk. Rumah Pintar Aisha. Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Oktober 2021.