ChanelMuslim.com – Sebuah acara reuni SMA di Thailand jadi peristiwa yang menghebohkan publik di sana. Thanapat Anakesri (69), salah satu peserta acara tersebut, menembak mati temannya sendiri. Thanapat diduga melampiaskan dendam karena korban kerap membully-nya di masa SMA dulu. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (24/8/2019) lalu di Ang Thong, Thailand.
Dikutip dari Pattaya One News, peristiwa ini berawal ketika Thanapat Anakesri, seorang pensiunan Angkatan Laut Thailand, datang ke acara reuni SMA. Laiknya acara reuni, dalam acara itu, para peserta saling larut dalam kegembiraan. Mereka menikmati wine dan es krim bersama-sama. Tak ada yang aneh, hingga di penghujung acara, tiba-tiba Thanapat mendatangi peserta reuni lain bernama Suthat Kosayamat (69).
Thanapat mulai bicara kepada Suthat. Thanapat, mengingatkan Suthat kerap membully-nya saat mereka duduk di bangku SMA dulu. Thanapat pun menuntut agar Suthat meminta maaf kepadanya, di depan teman-teman SMA lainnya. Suthat awalnya masih mengira Thanapat bercanda. Ia bahkan sempat menjawab, tak ingat bila ia kerap membully Thanapat di zaman SMA.
Thanapat tetap menuntut agar Suthat meminta maaf. Suthat menolak. Ia meminta agar Thanapat melupakan peristiwa itu. Reaksi Suthat itu membuat Thanapat naik pitam. Ia mengeluarkan pistol, lalu langsung menembak Suthat. Suthat sempat dilarikan ke rumah sakit, tapi dinyatakan tewas.
Ketua Panitia Reuni, Tuean Klakang, menceritakan kepada polisi, bila Thanapat sering mengeluhkan soal perilaku yang dia alami dari Suthat di zaman dulu. Ia tak mengira Thanapat akan bertindak seekstrem itu.
"Thanapat sering mabuk, lalu mulai cerita soal bagaimana Suthat kerap membully-nya, Dia tak pernah melupakan peristiwa itu,"
"Tapi, karena peristiwa itu sudah berlangsung lama, saya tak membayangkan bila dia akan sampai membunuh temannya. Kami semua syok dengan kejadian ini," ujar Tuean.
Setelah peristiwa itu, Thanapat kabur, dan hingga kini belum ditemukan polisi.
Saat ini kasus bully atau perundungan semakin banyak di lingkungan masyarakat. Tidak sedikit dampak negatif dari perilaku ini, baik bagi yang mem-bully (pelaku) maupun yang di-bully (korban). Oleh karena itu, kebiasaan melakukan bully ini harus segera dihentikan.
Bully adalah perilaku kekerasan fisik ataupun mental yang dilakukan satu orang atau lebih dengan cara melakukan penyerangan atau mengintimidasi orang lain. Perilaku kekerasan ini biasa terjadi di lingkungan sekolah dan umumnya menimpa anak-anak atau remaja yang secara fisik lebih lemah dari teman-teman sebayanya.
Tindakan bully tidak hanya terjadi ketika pelaku melakukan kekerasan secara fisik kepada korban, seperti memukul, menampar, atau menendang. Bully juga bisa dilakukan tanpa melakukan kekerasan fisik, yakni secara verbal seperti mengejek, memanggil seseorang dengan sebutan yang hina, menyebarkan gosip tentang korban, atau mempermalukan di depan banyak orang.
Di era teknologi seperti sekarang ini tindakan bully makin mudah terjadi, kerap dikenal sebagai cyber bullying. Pelaku cukup memakai media sosial untuk menjatuhkan korbannya, seperti menyebarkan teks, foto, atau video bertema negatif tentang korban. Perilaku bully tersebut menimbulkan banyak efek negatif bagi korban, di antaranya:
– Mengalami gangguan mental, seperti depresi, rendah diri, cemas, sulit tidur nyenyak, ingin menyakiti diri sendiri, atau bahkan keinginan untuk bunuh diri.
– Menjadi pengguna obat-obatan terlarang.
– Prestasi akademik menurun. Efek ini mungkin bisa terjadi karena korban takut pergi ke sekolah sehingga berdampak kepada kegiatan belajar.
– Ikut melakukan kekerasan atau melakukan balas dendam.
Bullying meninggalkan dendam dalam diri Thanapat Anakesri. Dia tidak bisa melupakan penderitaan yang dialaminya akibat sering dibully bahkan hingga 50 tahun sudah berlalu. Ini adalah pelajaran penting bagi orangtua untuk mendidik anak-anaknya agar menghindari perbuatan membully atau merundung orang lain. Juga menjadi perhatian orangtua agar segera bertindak ketika anak-anaknya menunjukan gejala-gejala sebagai korban bullying. [Maya/ sumber: tribunsolo.com dan aladokter.com]