SETIAP orangtua mengharapkan anak-anak yang akan menjadi generasi penyejuk mata, qurrota a’yun. Dalam setiap dzikirnya, terselip doa,
“Ya Tuhan kami anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk mata (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqon: 74)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu anhu berkata:
“Qurrata a’yun maksudnya adalah keturunan yang mengerjakan ketaatan, sehingga dengan ketaatannya itu membahagiakan orang tuanya di dunia dan akhirat.”
Baca Juga: Memohon Pertolongan Allah dalam Pengasuhan Anak
Melatih Anak Menjadi Generasi Penyejuk Mata
Imam Hasan Al-Bashri berkata,
“Allah akan memperlihatkan kepada hamba-Nya yang beriman, demi Allah, tidak ada sesuatu pun yang lebih menyejukkan pandangan mata seorang muslim dari pada ketika dia melihat anak, cucu, saudara dan orang-orang yang dicintainya taat kepada Allah Subhanahu wa taala.”
Imam Qurthubi menjelaskan, “Sesungguhnya jika manusia diberi berkah dalam harta dan anaknya, maka matanya menunjukkan kebahagiaan karena keluarga dan kerabatnya.
Ketika ia mempunyai seorang istri, niscaya berkumpul di dalam dirinya angan-angan kepada istrinya berupa kecantikan, harga diri, pandangan, dan kewaspadaan.
Jika ia memilki keturunan yang senantiasa menjaga ketaatan dan membantunya dalam menunaikan tugas-tugas agama dan keduniawian, serta tidak berpaling kepada suami yang lain, dan tidak pula kepada anak yang lain.
Matanya menjadi tenang dan tidak berpaling kepada yang lainnya, maka itulah kebahagiaan mata dan ketenangan jiwa.”
Agar anak-anak memiliki akhlak yang qurrataa’yun, ada beberapa latihan yang bisa Ayah bunda terapkan di rumah.
1. Pengawasan
Sejak dini, anak harus mendapatkan pengawasan. Mulai dari mengawasi air susunya.
Anak harus disusui oleh ibu yang shalihat, taat beragama dan yang memakan makanan halal. Makanan halal membuat hidup menjadi penuh berkah.
2. Menghadirkan rasa malu
Mulai mengenalkan batasan-batasan aurat sejak dini. Jika anak mulai memasuki masa puber dan hal yang paling menonjol dari dirinya adalah rasa malu, maka ini adalah hal yang menggembirakan.
Ananda akan lebih mampu menjaga dirinya jika dewasa nanti.
3. Mengajari adab-adab makan
Kebiasaan makan bisa mengarahkan kepada kebiasaan buruk. Jika anak dibiasakan makan terlalu banyak, ia tidak akan pernah merasa kenyang.
Jika anak dibiasakan memakan dengan lauk yang mewah, ia tidak akan pernah bisa hidup sederhana.
“Makan dan minumlah tapi janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al A’raf: 31)
4. Perhatikan pergaulannya
Memberi bekal kepada anak tentang pergaulan. Ada orang-orang yang sebaiknya dihindari untuk dijadikan teman dan sahabat. Memilihkan lingkungan pergaulan dengan orang-orang yang shalih.
5. Menyibukkan dengan kebiasaan berilmu
Berikan kebiasaan membaca dan belajar terutama tentang Al Qur’an, hadits dan ilmu bermanfaat lainnya agar hati anak condong pada keimanan dan kebaikan.
6. Membiasakan hidup sederhana
Biasakan memilih tempat tidur, makanan dan pakaian yang sederhana. Menyuruhnya banyak bergerak agar tidak malas dan lemah.
Jangan dibiasakan membanggakan harta yang dimiliki orangtuanya. Belajar untuk hidup qana’ah, merasa cukup dengan apa yang dimiliki sehingga tidak timbul rasa iri dan dengki pada kehidupan orang lain.
7. Memuji akhlaknya yang baik
Jika ananda berakhlak baik, jangan lupa untuk memuji dan memberi hadiah. Sesekali boleh memuji kebaikan akhlaknya di depan orang lain.
Namun, jika ananda berbuat salah, jangan dikabarkan pada orang lain. Jika ia berbuat yang tidak baik, peringatkan dia dengan baik. Tidak di hadapan orang lain.
Dan jangan terlalu sering mencelanya. Celaan malah melukai jiwa anak dan ia akan terbiasa hidup dengan celaan. Ingatlah, perkataan Ayah Bunda adalah doa untuk ananda.
Itulah 7 hal penting dalam melatih anak menjadi generasi penyejuk mata. Gampang-gampang susah dilakukan ya? Tapi tetap semangat, Ayah Bunda.[My/ind]