ChanelMuslim.com – Di mana Allah? Nafi radhiyallahu anhu bercerita, pada suatu hari saya keluar bersama Ibnu Umar radhiyallahu anhuma di suatu tempat di Madinah bersama sahabat yang lain,
maka kami berhenti di suatu lembah dan menggelar makanan untuk mereka. Tiba-tiba lewat sekumpulan kambing yang digiring oleh seorang penggembala berkulit hitam yang masih muda.
Baca Juga: Ismyah Rokayah: di Manapun Berada, Allah di Situ Pula
Oleh: K.H. Iman Santoso, Lc, M.EI
Di Mana Allah
Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma berkata:” Marilah ke sini makan bersama kami”. Penggembala itu berkata, ”Wahai tuan, saya sedang puasa”.
Ibnu Umar radhiyallahu anhuma merasa kagum dan berkata, “Puasa, di hari seperti ini (bukan bulan Puasa), di siang yang sangat terik, di belakang kumpulan kambing ini di lembah tandus?”
Penggembala berkata, ”Betul wahai tuanku, saya menggunakan kesempatan di hari-hari yang fana ini (dunia) untuk hari-hari yang kekal (akhirat)”.
Ibnu Umar radhiyallahu anhuma semakin kagum dengan perkataan penggembala itu, kebaikan niatnya dan akhlaknya.
Baca Juga: Kisah Juraij dan Doa Ibunya
Berkata Ibnu Umar, “ Wahai penggembala, juallah pada kami kambingmu satu saja, untuk kami sembelih, dan kami menjamumu dari dagingnya dan saya akan berikan harganya padamu”.
Si Penggembala berkata, “Wahai tuanku, kambing ini bukan miliku, dia milik tuanku”.
Lalu, Ibnu Umar radhiyallahu anhuma mengatakan, “ Jika tuanmu bertanya tentang kambing, katakan saja serigala memangsanya”.
Kata si Penggembala, “ Jika aku mengatakan padanya bahwa serigala memangsanya, lalu di mana Allah?”
Menangislah Ibnu Umar dan Ja’far, berkata, ”Penggembala berkata, di mana Allah jika aku berbohong kepada makhluk, bagaimana aku berbohong pada makhluk padahal saya akan dihadapkan pada Allah Pencipta”.
Ketika Ibnu Umar masuk ke Madinah beliau bertanya tentang penggembala, lalu membelinya dan memerdekakannya. (Syarh Al-Bukhari As-Safiri 333/1).
Baca Juga: Dua Sifat Manusia yang Menjauhkan dari Allah
Kisah Ibnu Umar dan Penggembala yang Masyhur
Kisah Ibnu Umar radhiyallahu anhuma dengan Penggembala banyak disebutkan dalam kitab Tafsir, Hadits dll, diantaranya; Ad-Dur Al-Mansyur-as-Suyuti, Ruhul Bayan- Ismail Haqi, Az-Zuhd-Abu Dawud, Al-Mu’jamul Kabiir-at-Tabrani, Syu’abul Iman-Al-Baihaqi dll dengan berbagai macam versi. Salah satunya dalam Kitab di atas.
Oleh karena itu, kisah ini secara riwayat kuat. Dan kisah ini memberikan pelajaran yang banyak bagi orang-orang beriman, umat Islam dan umat manusia secara umum,
yaitu mereka yang mau mengambil pelajaran. Pelajaran tentang keimanan, muroqobah (merasa dalam pengawasan Allah), puasa, kejujuran dll.
Baca Juga: Nasihat yang Diikuti oleh Amirul Mu’minin Umar ibnil Khaththab RadhiyalLaahu’anhu
Bahwa sifat utama orang beriman adalah sangat kuatnya keimanan kepada Allah dan hari akhir. Keimanan yang kuat kepada Allah melahirkan sifat selalu merasa diawasi oleh Allah,
sehingga walaupun di dunia bisa berbohong kepada manusia, karena imannya kepada Allah sangat kuat dan merasa selalu diawasi Allah sehingga dia tidak bisa berbohong.
Demikian juga keimanan kepada hari akhir yang kuat, melahirkan orientasi hidup yang lebih mengutamakan hari akhir sehingga tidak terkena fitnah dunia dengan segala daya tariknya.
Di cuaca yang sangat terik, di padang pasir, sedang bekerja menggembalakan kambing, dia puasa karena ingin meraih pahala dari Allah untuk kehidupan akhirat yang lebih baik dan kekal.
Baca Juga: Orang Bertakwa Selalu Merasa Diawasi Allah
Tarbiyah Imaniyah
Dahulu ada seorang sholeh yang menasihati anaknya, ketika akan tidur agar selalu mengucapkan, Allah Melihatku, Allah menyaksikanku dan Allah bersamaku.
Tarbiyah Imaniyah seperti ini yang mesti dilakukan pada putra-putri kita, pada anak-anak sekolah, pada mahasiswa, pada umat Islam dan pada kita semuanya.
Sifat ini juga yang mesti ada dan dimiliki para pemimpin negeri muslim, termasuk Indonesia, perasaan dan keyakinan selalu diawasi Allah, sehingga melahirkan sifat amanah dan jujur.
Karakter yang dibutuhkan pada saat kepercayaan rakyat sangat rendah kepada pemimpinnya. Orang beriman seperti inilah yang merupakan solusi bagi rakyat dan umat,
mereka akan amanah menjaga harta negara dan rakyatnya dengan baik dan akan berlaku adil, sehingga akan memunculkan keberkahan, kebaikan dan kesejahteraan bagi negeri, rakyat dan umatnya.
Puasa adalah ibadah rahasia yang sangat kuat melatih keimanan, khususnya keimanan kepada Allah dan hari akhir,
sehingga orang beriman tersebut selalu merasa diawasi Allah (muroqobah) yang merupakan pangkal dari sifat-sifat yang baik lainnya.[ind]