ANAK adalah amanah Allah untuk orangtua. mereka adalah tabungan amal untuk hari depan di akhirat. Meski demikian mereka bukan milik orangtuanya. Mereka milik Allah SWT.
Terkadang jalannya tersesat, tidak lurus bahkan terkadang terpuruk. Hatinya yang buta membutuhkan doa ibunya sebagai penunjuk jalan. Mereka tidak butuh sumpah serapah, caci maki apalagi sebuah kutukan.
Yang mereka butuhkan adalah kalimat bertuah yang diucapkan oleh para ibu yang membuat seorang anak menjadi sadar atas apa yang ia perbuat tanpa harus mengucapkan kata-kata sumpah serapah dan lain sebagainya.
Baca juga : Ibu, Mata Air Kehidupan
Kalimat Bertuah Para Ibu
kita semua sudah mengetahui kisah legenda “Si Malin Kundang”. Kisah tradisional tentang seorang anak durhaka yang kemudian dikutuk oleh ibunya menjadi batu.
Kisah pengutukan Malin Kundang oleh ibunya bukanlah sebuah kisah teladan yang baik. Kita bisa saja menganggap Malin layak mendapat kutukan dari ibunya karena perlakuan kasarnya, tidak mau mengakui Mande rubayah sebagai ibunya. Kita pasti akan berkata, “Sudah sepantasnya Malin dikutuk ibunya. Durhaka sih!”
jika kita benar-benar merasa sebagai ibu, tentunya apa yang dilakukan Mande Rubayah kepada anaknya Malin bukanlah sesuatu yang benar.
Menjadi seorang ibu, kita harus punya persediaan maaf dan hati yang luas. Harus kita sadari bahwa banyak hal yang membuat seorang anak durhaka kepada orangtuanya.
Diantaranya adalah karena keteladanan yang buruk dari orangtua dan pengaruh lingkungan. sudah menjadi tugas kita untuk menyiapkan anak menjadi anak yang shaleh dan berbakti.
Seorang anak yang terpengaruh oleh lingkungannya membutuhkan bimbingan dari orangtua untuk dapat memilih mana yang benar dan mana yang salah.
Maka, maafkanlah kesalahan anak-anak. Meski perih hati seorang ibu, jangan sampai terlontar satu kata kutuk atau kalimat buruk untuk anak-anak kita. Kata yang keluar dari mulut orangtua adalah doa.
Dan dengan doalah kita mengharapkan pertolongan dan bimbingan Allah selalu tercurah kepada anak-anak kita. Ingatlah, seburuk apapun anak, mereka lahir dari rahim kita dan prilaku mereka lahir dari madrasah ibunya. Bimbing mereka dengan doa yang tulus. [MRR]