ChanelMuslim.com – Sebagian besar ibu pernah membentak anaknya karena berbagai faktor keadaan. Bagaimana cara seorang ibu memperbaiki dampak bentakan yang mungkin tidak tampak pada anak, namun sudah pasti sebetulnya membekas pada diri anak?
Pendiri Rumah Pintar Aisha Dyah Lestyarini mengatakan bahwa banyak dampak negatif akibat bentakan pada anak. Di antaranya, sekali bentakan kepada anak dapat merusak milyaran sel otak anak yang berakibat fatal bagi perkembangan otaknya.
“Coba Bun bayangkan, anak terus-terusan dibentak, setiap hari sekian bentakan mereka terima, berapa milyar lagi sel otaknya akan mati. Akibatnya perkembangan kognitif anak terganggu, anak menjadi tak cerdas, lambat, bahkan cenderung bodoh,” kata Dyah dalam Kulwap Tumbuh Rumah Pintar Aisha, Jumat (28/5/2021).
Baca Juga: 3 Cara Mendidik Kesalahan Anak
Cara Memperbaiki Dampak Bentakan pada Anak
Bentakan kepada anak ternyata tidak hanya merusak jaringan otak, tetapi juga berdampak pada organ penting lainnya terutama jantung.
Jantung akan terus-terusan berdetak cepat karena selalu dihinggapi rasa takut. Jantung akan mudah lemah, lelah dan pada akhirnya timbulah penyakit jantung.
Secara psikologis, anak yang tumbuh dengan bentakan akan menjadi anak yang tidak memiliki kepercayaan diri, penakut, gugup, dan mudah panik.
Anak juga akan memiliki memori buruk terhadap orang tuanya. Anak menganggap orang tuanya tidak sayang, anak merasa disakiti. Memori buruk tersebut akan terus dibawa anak hingga ia dewasa.
Kenangan yang ada bersama orang tuanya bukanlah kenangan yang baik, indah, menyenangkan dan penuh kasih sayang tetapi sebaliknya yang diingat anak adalah kenangan penuh kebencian, kemarahan dan kenangan buruk lainnya.
Saat mereka dewasa, mereka bisa membenci orang tuanya, tidak respek, tidak menghormati bahkan cenderung membalas dendam perbuatan orang tuanya dulu.
Jadilah anak ini menjadi anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya. Semua itu akibat dari bentakan orang tua kepada anak waktu ia masih kecil dulu.
Baca Juga: 4 Bekal dalam Mendidik Anak
Lalu, bagaimana solusinya?
Pelan-pelan, orangtua dapat mengurangi kemarahan, bentakan dan kata-kata negatif kepada anak. Ini penting untuk dilakukan.
“Kita memang tidak bisa dalam sekejap berubah. Yang terpenting adalah sadar dulu bahwa apa yang kita lakukan salah dan kita bertekad dan berkomitmen untuk berubah. Lalu lakukan perubahan secara perlahan-lahan,” kata Dyah.
Jika sesekali lupa dan khilaf ya tidak apa-apa, kita memang tidak pernah akan sempurna. Tapi pastikan bahwa ada perubahan yang lebih baik pada diri kita meskipun pelan-pelan dan sedikit demi sedikit.
Insya Allah jika sudah terbiasa akan lebih mudah melakukannya.
Tipsnya adalah dengan tidak marah atau mengurangi marah pada anak, tidak berkata buruk, lebih sabar dan lebih tenang, itu adalah 50% dari solusi.
“Yang 50% solusinya lagi adalah membangun kedekatan secara emosional (bonding),” jelas Dyah.
Inti dari bonding adalah orang tua harus hadir secara psikologis dan spiritual, tidak hanya hadir secara fisik.
Hadir secara psikologis yakni dengan menunjukkan rasa kasih sayang dan perhatian, bercanda dan tertawa bersama, bercerita dan mendongeng, bermain dan belajar bersama serta berdialog dengan penuh kasih sayang dan perhatian.
Sedangkan hadir secara spiritual dengan mengajak mereka beribadah bersama seperti sholat berjamaah di masjid bersama, mengaji selepas subuh dan maghrib bersama, sedekah dengan pergi ke anak yatim bersama, mengumpulkan barang/mainan yang akan disedekahkan bersama, puasa sunah bersama, mendampingi anak melihat film edukatif atau film agama misalnya kisah nabi dan saling memaafkan antar anggota keluarga sebelum tidur.
Banyak orang tua yang abai dengan hal ini. Mereka ada di rumah tetapi tidak hadir. Mereka membiarkan anak bermain sendiri, main games, gadget. Orang tua sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri.
Padahal anak butuh kepuasan spiritual dan psikologis dari orang tuanya. Saat orang tua mampu hadir dalam ruang psikologis dan spiritualnya.
Semoga dengan cara-cara itu, orangtua dapat mengurangi efek negatif atau dampak bentakan pada anak.[ind]