ChanelMuslim.com – Biarkanlah anak bermain. Jangan salah ya Bun, banyak orang tua menganggap anak bermain itu hanya membuang-buang waktu, sehingga orang tua berpikir lebih baik mereka belajar daripada bermain.
Terkadang perilaku anak itu dianggap oleh orang tua mengganggu tetapi bagi anak hal tersebut sebagai ekspresi bermain jadi sebenarnya bukan anak mengganggu orang tua tapi anak ingin bermain dengan orang tua.
Begini Bun, yang benar adalah saat anak bermain itu akan menjadikan otot anak semakin kuat dan bertenaga, perkembangan emosinya meningkat, kemampuan interaksi dan sosialnya ikut meningkat, daya kreativitas dan imajinasinya juga ikut berkembang, bakat yang dimiliki mulai muncul dan terasah, wawasan dan pengetahuannya bertambah dan ia mampu menemukan dirinya sendiri.
Wuiidiiihhh, ternyata luar biasakan Bun, dampak dari anak bermain. Tapi ini bukan bermain game yang ada di gadget ya Bun, sama sekali bukan.
Baca Juga: Biarkan Anak Bermain Squishy
Biarkanlah Anak Bermain
Saat anak bermain sebenarnya anak itu sedang berolah raga, otot kaki, badan dan tangan bergerak sehingga memperkuat otot jantung dan memperlancar peredaran darah.
Anak berkeringat dan terkena sinar matahari dan menjadikan tubuhnya semakin kuat dan tidak rentan diserang penyakit. Bermain membuat anak tertawa, gembira, dan bersuka cita.
Hal tersebut akan meningkatkan daya tahan anak sehingga anak tidak gampang terkena penyakit dan menyehatkan juga secara psikis. Bermain juga mendorong daya imajinasi anak.
Seringkali sesuatu yang tidak Bunda pikirkan tetapi dipikirkan oleh anak. Mereka terkadang bermain sesuatu yang baru dan mungkin aneh. Tidak apa-apa, itu tandanya mereka sedang mengasah daya imajinasi dan kreativitasnya.
Kabar baiknya, di era sekarang dan akan datang, dunia membutuhkan orang-orang kreatif.
Jadi Bun, hendaknya orang tua lebih baik memfasilitasi permainan yang menggerakkan tubuh anak baik di dalam ataupun di luar ruangan daripada memfasilitasi gadget yang membuat anak malas dan sama sekali tidak menggerakkan tubuhnya.
Bermain bukan pula berarti membelikan sesuatu yang mahal tetapi orang tua bisa memfasilitasi dengan barang-barang yang ada di sekitar rumah. Nah, inilah daya kreativitas para orang tua diuji hehehe. Gimana Bun, siap?
Bunda coba perhatikan deh, seringkali anak itu akan manja, caper (cari perhatian) dan kurang mandiri di saat bersama orang tuanya.
Baca Juga: Ide Bermain Bersama Anak ala Dian Pelangi
Anak Lebih Mandiri saat Bermain
Akan tetapi, coba perhatikan saat anak bermain sendiri atau bermain dengan teman-temannya, anak akan lebih mandiri, lebih bisa menjadi diri sendiri, lebih bersikap dewasa, mampu mengendalikan diri sendiri dan mampu bertanggung jawab.
Hal itu sebagai dampak secara psikologis saat anak bermain. Saat anak berinteraksi dengan temannya atau saat bermain, anak akan mengenal berbagai macam karakter temannya. Terkadang anak akan bercerita tentang perilaku masing-masing temannya itu.
Nah, peran orang tua adalah menjelaskan dan memahamkan mana saja perilaku/karakter yang baik yang perlu anak lakukan dan mana saja karakter/perilaku yang tidak baik yang tidak boleh dilakukan oleh anak.
Seringlah mengajak anak bermain keluar rumah. Tumbuhkan nilai sosial mereka kepada hewan sekalipun. Beri anak, kepala ikan lele untuk diberikan kepada kucing, beberapa butir beras untuk diberikan kepada burung/ayam, beberapa butir gula untuk semut, atau menyirami tanaman.
Lalu tanamkan dalam jiwanya bahwa mereka harus bermanfaat bagi manusia, maupun makhluk hidup lainnya (binatang dan tumbuhan).
Khusus untuk anak yang berusia di bawah 8 (delapan) tahun itu, kebutuhannya bermain sangatlah tinggi maka jadilah sahabat bermain mereka.
Baca Juga: 10 Manfaat Ketika Orang Tua Bermain dengan Anak
Menjadi Sahabat Anak
Saat Bunda menemui seorang ayah yang masih kekanak-kanakan, masih suka mainan anak-anak, masih bertingkah laku seperti anak-anak, itu berarti masa bermainnya dulu belum selesai.
Habiskan masa bermain anak-anak Bun, agar kelak saat dewasa, mereka tidak menjadi ayah yang kekanak-kanakan.
Nah, sekarang untuk para ayah nih, yang biasanya bermain kompetisi dengan anak. Untuk meningkatkan jiwa kompetisi anak, Ayah harus menjadi kompetitornya.
Dalam bermain jangan terus-terusan mengalah, tetapi seimbangkan antara kemenangan dan kekalahan dan jika perlu mendramatisasi kemenangan yang mereka raih.
Semua itu akan mengajarkan kepada anak bahwa menang dan kalah itu adalah hal yang biasa. Anak juga belajar untuk berusaha keras memenangkan sebuah pertandingan. Anak juga akan terasah jiwa kerja kerasnya.
Jangan lupa Ayah, saat bermain dengan anak, tanamkan juga akhlak dan value di sela-sela permainan. Baiklah, Ayah, Bunda ayo saat ini juga, kita bermain bersama anak, tunggu apa lagi, sekarang juga ya.[ind]
sumber: Kulwap Tumbuh Yuk. Randy Ariyanto W. dan Dyah Lestyarini. Rumah Pintar Aisha: Agustus 2021.