PERNAHKAH kamu mendengar ungkapan bahwa anak-anak sebenarnya mendengarkan dengan mata mereka, bukan telinga mereka? Maksudnya, jika orangtua melarang anak bermain gadget, sementara matanya masih lekat menatap layar gadget maka ucapannya tidak memiliki pengaruh apa pun.
Terlepas dari seberapa benar larangan yang diberikan. Anak hanya akan melihat apa yang ada di tangan orang tuanya atau yang dilakukan oleh orang tuanya dan mengambil pelajaran dari itu. Mereka mengabaikan apa pun yang orang tua katakan.
Baca Juga: Anak-anak dan Muhasabah Ruang
Anak-Anak Mendengarkan dengan Mata Mereka
Hal yang sama juga akan terjadi pada saat orang tua menginginkan anak-anaknya membaca Al Qur’an dan menghafalnya tapi kemampuan anak selalu tidak memuaskan.
Mungkin orangtua harus melihat dirinya sendiri, seberapa pedulinya kita pada Al-Qur`an Alasan mengapa anak-anak mungkin tidak peduli adalah karena orang tua tidak tahu cara membaca Al-Qur`an.
Ada banyak orang tua yang menjadikan membaca dan menghafal Al-Qur’an itu setiap hari sehingga menjadi bagian dari gaya hidup mereka. Dari situ, anak-anak mereka pun membaca Al-Qur`an hampir tanpa pernah diinstruksikan.
Anak-anak mereka mampu menghafal sebagian besar Al-Qur’an pada usia di bawah 10 tahun. Mereka melakukannya tanpa paksaan. Disukai atau tidak, disadari atau tidak, orang tua adalah teladan yang paling nyata bagi anak-anak.
Segala hal atau tindakan yang orangtua lakukan akan terus terekam dalam ingatan anak-anak dan akan memeengaruhi kehidupannya kelak.
Aisyah Ra menggambarkan pribadi Rasulullah sebagai Al-Qur’an. Itu sebabnya para sahabat mencintainya. Ketika dia berdoa begitu lama sehingga kakinya akan membengkak, Aisyah ra. bertanya kepadanya mengapa beliau melakukannya ketika dosa masa lalu dan masa depannya telah diampuni?
Rasulullah menjawab, “Bukankah sudah seharusnya aku menjadi hamba yang bersyukur?”
Ketika para sahabat sedang menggali parit dan berkata kepada nabi betapa laparnya mereka, Nabi mengajarkan kepada mereka untuk mengikatkan batu di perut mereka untuk menekan rasa lapar mereka.
Beliau menarik kemejanya dan menunjukkan mereka dua batu terikat pada perutnya sendiri. Lalu mereka kembali bekerja.
Inilah pemimpin yang tidur di atas alas keras yang meninggalkan bekas di punggungnya. Ketika dia menyuruh teman-teman untuk berdoa di malam hari dan tidur sedikit, tidak ada pertanyaan yang diajukan. Semua taat pada perkataannya. Begitulah keteladanan Rasulullah. [MAY/Cms]