SEBAGAI orang tua, kita takut anak-anak akan terpengaruh oleh perilaku buruk teman sebayanya sehingga kita mencoba memikirikan cara agar anak bisa menolak ajakan teman sebayanya yang membaca pengaruh pada perilaku yang buruk.
Namun kita harus tahu dan sadar apa yang anak-anak hadapi di lingkungan mereka, tekanan untuk mengikuti arus pergaulan yang buruk. Kita sadar pengaruh pergaulan yang buruk sedang mengintai anak-anak kita.
Itulah mengapa sangat penting untuk mengajari anak-anak untuk berpikir secara mandiri, memiliki kepercayaan diri, dan belajar bagaimana menangani dan menolak untuk mengikuti arus pergaulan. Anak-anak harus dilatih untuk mengembangkan diri mereka dan nilai-nilai apa yang mereka percayai.
Meskipun begitu ada banyak pengaruh positif dari teman sebaya, seperti ketika anak-anak menjadi sukarelawan dan membantu orang lain. Atau menginspirasi anak-anak lain untuk bergabung dalam pekerjaan sukarelawan mereka. Atau ketika dalam kegiatan olahraga, tim pemenang menghibur tim yang kalah.
Baca Juga: Ibu Menolak Wanita Pilihan Sang Anak karena Fisik, Simak Penjelasan Ustaz
7 Cara Membantu Anak Menolak Ajakan Teman
Pengaruh teman akan menjadi buruk ketika anak-anak memutuskan untuk membentuk geng yang kerjaannya menekan orang lain atau bahkan melakukan sesuatu yang berbahaya.
Berikut adalah beberapa cara penting yang dapat dilakukan orang tua untuk membantu anak-anak belajar bagaimana menjadi kuat dan berpikir secara mandiri dan menahan diri dari pengaruh teman sebaya.
Bagaimana Orang Tua Dapat Membantu Anak-Anak Menolak Tekanan Teman
1. Bedakan pengaruh positif dengan pengaruh negatif.
Bantu anak Anda memahami perbedaan antara pengaruh baik dan pengaruh buruk teman sebaya. Ajari anak Anda untuk membedakan antara pengaruh yang negatif teman sebaya yang berusaha meyakinkannya untuk melakukan sesuatu yang mungkin tidak ingin dilakukannya, dan pengaruh yang positif teman sebaya yang mungkin mengilhami dia untuk melakukan sesuatu yang positif dan baik untuk orang lain dan untuk dirinya sendiri.
2. Berani untuk mengatakan “Tidak!”
Ajari anak Anda untuk mengatakan tidak. Itu adalah kata yang kuat, dan kata yang bahkan orang dewasa terkadang memiliki kesulitan mengatakannya.
Sulit untuk menjadi orang yang berdiri dan melawan kelompok. Terutama jika kelompok itu terdiri dari teman, teman sekelas, atau teman sebaya lainnya.
Sulit untuk melawan arus dan menjadi berbeda. Dibutuhkan kekuatan keinginan dan mental yang luar biasa. Butuh usaha yang kuat untuk dapat mengatakan, “Saya tidak setuju!”
3. Orangtua perlu belajar untuk menghormati anak.
Berlatihlah untuk menghormati anak-anak ketika mereka mengatakan tidak setuju. Hal ini sama pentingnya dengan memberikan kepada mereka perasaan kuat dan percaya diri untuk mengatakan tidak setuju atau menolak.
Anak belajar untuk menolak melakukan sesuatu tetapi dengan tetap menghormati orang lain. Gunakan kalimat yang santun, seperti, “Aku tahu kamu berpikir x dan aku menghormati pendapatmu. Dan aku percaya juga bahwa kamu juga dapat menghormati pendapatku.”
4. Tidak mengapa untuk menjadi berbeda.
Ingatkan anak bahwa menjadi berbeda itu spesial. Ingatkan anak Anda bahwa orang yang kreatif dan sukses sering mengambil jalan yang berbeda dan berpikir berbeda dari orang lain.
Meskipun begitu penting untuk belajar bagaimana bekerja sama dengan orang lain. Menjadi seorang individu yang teguh untuk berbeda dan tidak mengikuti arus pergaulan adalah keterampilan yang sangat penting.
5. Hidup itu selalu berjalan.
Pastikan anak Anda tahu bahwa dinamika sosial dan situasi berubah setiap saat. Hubungan dalam grup dapat dengan cepat berubah menjadi sesuatu yang lain. Hari ini berteman dekat dan besok tidak dekat lagi. Sehingga mereka tidak akan begitu kesal ketika teman mereka tiba-tiba mengacuhkan dirinya.
6. Kalau kamu jadi dia.
Tunjukkan pada anak Anda bagaimana cara mencoba melihat sesuatu dari sudut pandang anak-anak yang berperilaku buruk. Rasa tidak aman mungkin menjadi motivasi di balik sikap mereka.
Beberapa anak yang berperilaku buruk sebenarnya sedang mencoba meyakinkan orang lain untuk bertindak atau berpikir seperti mereka. Mereka sendiri sebenarnya memiliki ketakutan yang besar. Sebenarnya mereka sendiri tidak percaya diri.
Mereka mungkin sebenarnya ingin berhenti dari prilaku buruk tapi mereka takut untuk menghentikannya. Takut tidak memiliki teman atau merasa tidak nyaman dengan diri sendiri.
7. Kekuatan peercaya diri.
Ajari anak Anda kekuatan kepercayaan diri. Ingatkan anak Anda tentang pentingnya percaya pada diri sendiri dan memiliki keberanian untuk mengikuti keyakinan dirinya sendiri.
Menjadi pribadi yang kuat dengan prinsip dan nilai diri meskipun itu artinya menjadi berbeda dan tidak selalu mengikuti apa yang dikatakan dan diperbuat oleh orang lain. [May/Ln]