TERDAPAT 12 tips dalam mendisiplinkan anak-anak dari Grandma Jeddah, seorang penulis, blogger dan ibu dari belasan orang anak, nenek dari belasan cucu dan telah mengajar ratusan anak-anak di Islamic School Los Angeles, California.
Baca Juga: Cara Mendisiplinkan Anak Shalat Tepat Waktu
12 Tips Mendisiplinkan Anak
1. Gunakan kata-kata pujian. Carilah situasi dan perilaku di mana kita dapat memuji anak. Misalnya ketika melihat si kakak tengah anteng bermain bersama adiknya, atau ketika ia mau menyelesaikan tugas sekolahnya tanpa disuruh, berilah ia pujian dan tunjukkan bahwa kita sangat senang melihatnya.
2. Bersikap adil ketika mendisiplinkan. Tidak adil saat memberi hukuman atau mendisiplinkan atau berlaku terlalu keras dapat menyebabkan anak membalas secara halus, seperti melampiaskan kemarahan pada adiknya.
Jika kita menyadari bahwa kita terlalu keras atau memberi hukuman yang tidak adil, meminta maaflah. Karena dengan meminta maaf anak dapat belajar bahwa ia pun dapat memperbaiki kesalahan.
3. Periksa tingkat stres kita. Apakah kita berada dibawah tekanan ekstra akhir-akhir ini? Ketika kita stress atau tengah memikirkan masalah baik pekerjaan atau masalah rumah tangga, kita cenderung akan memiliki lebih sedikit kesabaran.
Mungkin kita dapat membentak anak untuk hal-hal yang biasanya kita tidak akan memarahinya. Jika kita berada dalam situasi tersebut, segeralah menjauh ambillah waktu untuk menenangkan diri dengan membaca buku atau Al-Qur`an.
4. Periksa tingkat stres anak kita. Seorang anak yang stres cenderung kurang kooperatif. Fokuslah terlebih dulu pada menghilangkan stresnya dengan menentukan apa yang mengganggu dia dan melakukan apa yang kita bisa untuk membantu.
5. Jadilah jeli terhadap perubahan rutinitas. Apakah anak kita memiliki perubahan mendadak dalam pola rutinitas sehari-harinya, seperti awal liburan, Ramadhan, Idul Fitri, pindah ke rumah baru, tamu mengunjungi untuk waktu yang lama.
Perubahan yang tidak seperti dalam rutinitas normal dapat menyebabkan anak kita menjadi lalai instruksi, kurang fokus atau gelisah. Pahamilah kondisi atau periode seperti diatas dan fokuslah pada penguatan perilaku positif daripada memberi hukuman.
6. Tentukan jika anak tengah mencari perhatian. Beberapa anak akan berusaha untuk mencari perhatian dengan cara apapun yang mereka bisa-bahkan jika itu adalah melalui perilaku yang tidak tepat.
Cobalah untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak, jika kita memiliki waktu luang. Cukup mendengarkan dan memberinya perhatian penuh ketika dia berbicara dengan kita dapat menjadi sebuah permulaan.
7. Tentukan apakah anak kita tengah mencari kekuasaan. Anak-anak memiliki kebutuhan untuk merasa memegang kendali. Kadang-kadang, tindakan mereka adalah hasil dari ini.
Jika anak kita menolak untuk mandi ketika diminta, cobalah menawarinya pilihan daripada perintah. Kaka mau mandi sekarang atau sepuluh menit lagi? Biarkan anak untuk membuat pilihan dan keputusan bila memungkinkan.
8. Perhatikan jika anak kita mengantuk atau lelah. Pastikan anak kita mendapatkan cukup istirahat dan tidur. Rewel atau anak yang bertingkah biasanya karena kurang tidur.
9. Perhatikan jika anak lapar. Seorang anak yang lapar adalah anak yang mudah marah. Cobalah untuk memastikan anak Anda makan makanan sehat secara teratur.
10. Memantau harapan kita terhadap anak. Mungkin anak kita memiliki cacat tersembunyi yang membuat sulit baginya untuk bekerja sama atau bisa mudah mematuhi kita?
Pelajarilah mengenai anak-anak berkebutuhan khusus seperti ADHD, ketidakmampuan belajar, autis dan cacat perkembangan agar kita dapat mengambil tindakan yang tepat.
11. Hindari menerima umpan anak kita untuk berdebat. Membiarkan anak untuk mengekspresikan perasaannya bisa menjadi aspek positif dari membesarkan anak.
Namun, jika kita menghadapi anak yang terus menerus melawan dan membantah, katakanlah apa yang harus kita katakan sebagai orang tua dan abaikan komen-komen selanjutnya dari anak. Jika anak kita masih terus berbicara atau malah bertindak keras maka tanganilah nanti setelah tenang.
12. Ketahui perasaan anak kita. Biarkan anak tahu bahwa kita mengerti bagaimana perasaannya, bahkan ketika ia telah berulah.
Jika si kakak pulang dengan pemberitahuan dari sekolah yang menegurnya karena berbicara tidak sopan kepada gurunya, dengarkanlah ceritanya mengenai kejadian di sekolah.
Biarkan dia tahu kita memahami bagaimana perasaannya. Kemudian, beri petunjuk bagaimana ia bisa menangani situasi di masa depan lebih tepat dan janganlah menghukum anak.
Cobalah berlatih 12 tips disiplin ini dengan anak kita di rumah dan mungkin kita dapat menemukan dan mengelola perilaku anak lebih mudah dimasa yang akan datang in sya Allah. [Cms]