TAKWA bukan sekadar pembuka rezeki. Tapi juga pembuka pintu segala ilmu.
Ada seorang ulama yang begitu spesial. Namanya Syaikh Abdul Aziz Ad-Dabbagh rahimahullah. Ia lahir pada tahun 1679 masehi di negeri Maroko.
Jamaah taklimnya tak terhitung. Dan kitabnya yang fenomenal, Al-Ibriz, bahkan sudah diterjemahkan ke banyak bahasa, termasuk bahasa Indonesia.
Namun siapa sangka, ulama yang juga pendiri thariqa Muhammadiya ini tidak bisa membaca dan menulis. Apa rahasianya bisa seperti itu?
Rahasianya sederhana, tapi pengamalannya yang tidak mudah. Yaitu, bertakwa kepada Allah subhanahu wata’ala: menjaga istiqamah dalam semua perintah Allah dan selalu menjauhi apa yang Allah larang.
Syaikh Ad-Dabbagh merupakan wali Allah. Ibadahnya luar biasa. Zikirnya pun sulit tertandingi. Dan hal itu bisa ia tularkan kepada sebegitu banyak murid-muridnya.
Lalu, bagaimana mungkin seorang yang tidak bisa baca dan tulis mampu membuat kitab? Kitab itu disusun oleh salah seorang murid beliau. Isinya semua pelajaran hikmah yang pernah disampaikan Syaikh Ad-Dabbagh.
Ulama sufi yang usianya hanya sekitar 40 tahun ini, wafat di tahun 1719 masehi.
Ada kisah hikmah tentang beliau yang pernah disampaikan murid-muridnya. Suatu kali, ada waliyullah yang pernah ‘melihat’ Syaikh Ad-Dabbagh berada di dalam neraka. Hal itu pun disampaikan kepada beliau.
Apa respon Ad-Dabbagh? Beliau mengatakan dengan tenang, “Aku ridha dengan apa pun yang Allah takdirkan terhadap diriku. Jika Allah Menghendaki sesuatu, maka terjadilah.”
Namun begitu, Allah mewafatkan beliau dalam husnul khatimah. Tetap istiqamah dalam dakwah dan jalan mengikuti sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, hingga akhir hayat beliau.
**
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Wattaqullah, wa yu’allimukumullah.” Dan bertakwallah kepada Allah, (niscaya) Allah memberikan pengajaran kepadamu.” (QS. Al-Baqarah: 282)
Jangan pernah ragu untuk mengejar nilai takwa kepada Allah karena khawatir akan dianggap ketinggalan zaman. Justru, dengan takwa pada Allah, segala ilmu yang kita inginkan akan Allah limpahkan.
Begitulah yang dilakukan para sahabat Nabi, para salafus soleh, dan para awliyaullah. Dari para ulama itulah, ilmu fisika, kimia, astronomi, matematika, dan lainnya ditemukan dan dikembangkan. Dan sejarah mencatat itu sebagai khazanah keilmuwan umat Islam. [Mh]