HEMAT dan kikir itu jauh berbeda. Hemat itu sikap bijaksana, sementara kikir penyakit mental.
Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula kikir), dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara demikian.” (QS. Al-Furqan: 67)
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) terlalu mengulurkannya, nanti kamu menjadi tercela dan menyesal…” (QS. Al-Isra: 29)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Janganlah kalian bakhil (pelit) yang menyebabkan kalian disempitkan rezekinya.” (HR. Bukhari)
“Tidak akan jatuh miskin orang yang berhemat.” (HR. Ahmad)
**
Yang membedakan hemat dan kikir adalah sikap mental. Hemat itu karena cerdas dan bijaksana. Sementara kikir sebagai penyakit atau kelainan mental.
Hemat itu kondisional: tidak boros dan sesuai kebutuhan. Sementara kikir tidak punya alasan: apakah pengeluaran yang baik atau buruk, tetap sulit dikeluarkan.
Orang hemat tetap dermawan. Sementara orang kikir, jangankan untuk orang lain, untuk dirinya sendiri pun sulit.
Hemat itu sikap bijaksana tentang keuangan, bukan karena tak punya uang. Sementara pelit bukan karena tak punya uang, tapi karena takut kekurangan.
Silakan berhemat, tapi jangan kikir. Bukan uang yang menjadikan kita kaya. Melainkan, keadaan hati yang lapang dan bijaksana. [Mh]