PAYUNG menjadi alat efektif melindungi diri dari kebasahan di saat hujan. Harganya terjangkau, tapi manfaatnya besar.
Seorang ibu turun dari bus persis di sebuah halte. Hari saat itu sedang hujan deras.
Tempat yang ditujunya masih beberapa puluh meter lagi dari halte. Tidak jauh untuk suasana normal. Hanya sekitar lima menit berjalan kaki.
Tapi ketika suasana hujan, jarak dan waktu tempuh menjadi tidak begitu berpengaruh. Meskipun dekat, sang ibu tidak bisa begitu saja berjalan kaki. Ia bisa basah kuyup.
Ia berdiam sejenak di halte. Ia mengira-ngira apakah hujan akan segera reda. Ternyata, hujan masih akan turun deras.
Ada sesuatu yang sang ibu ingat. Ya, di tas jinjingnya ada ‘penyelamat’. Ada sebuah payung lipat yang biasa menetap di sana.
Tas pun ia periksa. Apakah di dalamnya masih tersimpan dengan baik sebuah payung. Ternyata, payung masih setia di sana.
Sang ibu pun membuka payung. Ia bersyukur, payung masih berfungsi dengan baik, meskipun sudah lama di dalam tas.
Sang ibu mengatakan dalam batinnya, “Payung memang tak bisa menghentikan hujan. Tapi ia bisa melindungi diri dari basah kuyup karena hujan.”
**
Kenyataan hidup ini kadang tak ubahnya seperti hujan. Ada hal-hal yang tidak kita inginkan terjadi begitu saja. Bisa musibah, sakit, krisis keuangan, dan lainnya.
Jangan merasa hebat untuk bisa menghentikan musibah, sakit, krisis keuangan, dan lainnya. Tapi, carilah ‘perlindungan’ yang bisa mencegah diri menjadi ‘basah kuyup’ dengan hal-hal berat itu.
Zikrullah memang tidak bisa menghentikan musibah, sakit, krisis keuangan, dan lainnya. Tapi dengan banyak zikir, hati akan terpayungi dari ‘basah kuyup’ karena musibah, sakit, krisis keuangan, dan yang tidak menyenangkan lainnya.
Perbanyaklah zikrullah, niscaya Allah akan menjadikan hati kita tenang. Meskipun lingkungan sekitarnya begitu bergoncang.
“Ingatlah, hanya dengan zikrullah, hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d: 28) [Mh]