WANITA itu bisa ibu, istri, dan menantu. Pilihlah menantu solehah demi kebaikan anak dan cucu.
Suatu malam, Khalifah Umar bin Khaththab radhiyallahu ‘anhu sedang patrol berdua dengan stafnya, ‘Aslam radhiyallahu ‘anhu: kakek dari Abdullah bin Zubair radhiyallahu ‘anhum.
Karena capek berkeliling, Khalifah Umar dan ‘Ashim beristirahat dekat sebuah rumah. Ia bersandar di dinding rumah di tengah malam itu sebelum melanjutkan patrol lagi.
Di suasana yang hening itu, Umar dan ‘Aslam mendengar percakapan dua wanita dari balik dinding rumah.
“Wahai putriku, campurkanlah susu itu dengan air,” ucap seorang ibu.
Putrinya menjawab, “Wahai ibu, tidakkah engkau mendengar maklumat dari Amirul Mukminin hari ini?”
“Maklumat apa?” tanya sang ibu.
“Beliau meminta petugas untuk mengumumkan bahwa susu tidak boleh dicampur dengana air,” jawab putrinya.
Ibu itu mengatakan lagi, “Putriku, lakukan saja. Kita di tempat yang tidak dilihat Umar dan petugasnya.”
“Ibu, tidak patut bagiku mentaati Amirul Mukminin di tempat banyak orang, sementara menyelisihinya di tempat yang tidak dilihat orang,” pungkas putrinya.
Umar dan ‘Aslam tercenung mendengar percakapan luar biasa itu. Umar mengatakan kepada ‘Aslam, “Tandai rumah ini! Besok, kamu periksa siapa dua wanita itu?”
Umar dan ‘Aslam pun melanjutkan patrolinya.
Keesokan harinya, ‘Aslam memeriksa siapa dua wanita yang mereka dengar percakapannya itu. Setelah mendapatkan kabar, ‘Aslam menemui Umar.
“Keduanya ibu dan putrinya. Suami ibu itu sudah tidak ada, sementara putrinya belum menikah,” ungkap ‘Aslam kepada Umar.
Setelah mendapatkan kabar itu, Umar langsung mengumpulkan putra-putranya. “Siapa di antara kalian yang ingin menikah?” tanya Umar kepada mereka.
Salah seorang putra Umar bin Khaththab ada yang bernama ‘Ashim. Ia langsung menjawab, “Ayah, aku belum beristri. Nikahkanlah aku!”
Umar pun meminang putri ibu itu untuk dinikahkan dengan putra Umar yang bernama ‘Ashim bin Umar bin Khaththab.
Dari pernikahan itu, lahir seorang putri yang kelak menjadi ibu dari Umar bin Abdul Aziz: seorang mujadid pertama, seorang khalifah yang soleh dan amanah, seorang cicit yang meneruskan misi kekhalifahan ayah dari kakeknya.
**
Ummu madrosatul ula. Ibu itu sekolah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Karena itu, pilihlah yang solehah sebagai istri, bahkan untuk menantu.
Dengan begitu, kita seperti mendapatkan jaminan akan memperoleh anak dan cucu yang menyejukkan hati dan penerus suci generasi. [Mh]