PAHALA amal soleh merupakan bekal hidup di akhirat. Mumpung masih di dunia, carilah pahala yang tidak pernah putus meskipun kita sudah wafat.
Kalau soal dunia, banyak orang yang memburu investasi yang untungnya terus mengalir. Meskipun ia tidak lagi bekerja, tapi penghasilan terus mengalir.
Ada istilah dalam dunia ekonomi: biarkan uang kalian bekerja. Jadi, yang bekerja menurut mereka bukan lagi tenaga, tapi uang mereka.
Begitu pun dalam urusan akhirat. Carilah amal yang pahalanya terus mengalir. Terus mengalir meskipun kita tidak lagi bisa beramal karena sudah wafat.
Apa itu? Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan tentang amal apa saja yang pahalanya terus mengalir tanpa batas.
Yaitu, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak soleh yang senantiasa mendoakan orang tuanya.
“Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga. Yakni, sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak soleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)
Inilah tiga investasi akhirat yang bisa dilakukan siapa pun. Untuk mereka yang punya banyak uang, investasi berupa sedekah jariyah merupakan pilihan utama.
Bentuk sedekah jariyah misalnya wakaf tanah atau uang untuk sarana kebaikan. Misalnya masjid, sarana pendidikan, dan hal lain yang kemanfaatannya terus bisa diperoleh hingga kapan pun.
Para sahabat Nabi radhiyallahu ‘anhum mencontohkan. Misalnya Usman bin Affan radhiyallahu ‘anhu yang mewakafkan tanahnya di dekat Masjid Nabawi untuk membiayai operasional masjid Nabawi dan jamaah haji dan umrah.
Sampai sekarang, setelah berlalu empat belas abad, sarana yang diwakafkan itu masih terus berfungsi. Dengan begitu, selama lebih dari empat belas abad itu, Usman bin Affan yang tidak lagi hidup tapi terus bisa menikmati pahala kebaikan dari wakafnya itu.
Kedua, ilmu yang bermanfaat. Para ulama telah mencontohkan itu. Misalnya, Imam Bukhari dan Imam Muslim rahimahumullah.
Dari karya besarnya melalui penulisan hadis yang terkumpul dalam kitab karya beliau, sampai saat ini, begitu banyak umat Islam yang memanfaatkannya. Misalnya, Kitab Sahih Bukhari dan Sahih Muslim.
Orangnya sudah wafat berabad-abad lalu, tapi pahala dari ilmunya terus mengalir. Dan kian hari jumlah yang memanfaatkan kian besar.
Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak punya keduanya: uang tidak punya, begitu pun dengan ilmu.
Yaitu dengan meninggalkan anak yang soleh. Meninggalkan anak yang soleh merupakan amal dengan pahala yang terus hidup. Karena semua amal soleh dari anak tersebut pahalanya juga mengalir ke ayah ibunya.
Bentuknya bisa sangat sederhana. Misalnya, mengajarkan anak sejak dini dengan kemampuan menghafal Surah Al-Fatihah.
Bayangkan, berapa kali ia shalat dengan membaca surah Al-Fatihah yang diajarkan ayah ibunya itu. Sebanyak itu pula pahala yang terus mengalir ke ayah ibunya. Terlebih lagi ketika sang anak mengajarkan lagi ke anak-anaknya lagi dan seterusnya.
Tentang amal jenis ini, bisa terhadap siapa saja. Bisa kakak kepada adiknya, guru kepada muridnya, dan sebagainya.
Jadi, tidak semua amal soleh yang pahalanya berhenti ketika tidak lagi diamalkan oleh pelakunya. Dari tiga amal soleh itu, silahkan pilih yang bisa kita lakukan.
Kalau bisa melakukan ketiganya, sungguh sangat luar biasa. Ia akan menjadi orang paling sukses sepanjang masa. [Mh]