ChanelMuslim.com- Jangan anggap enteng tetangga dekat. Kesaksian baik mereka bisa membuat kita masuk surga.
Islam mengajarkan hal yang baik kepada apa pun. Termasuk terhadap tetangga dekat. Meskipun keberadaan mereka dianggap biasa saja.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan antara lain oleh Ahmad bin Hambal, Nabi mengabarkan bahwa kesaksian baik empat tetangga terhadap seorang muslim yang meninggal dunia, bisa mengantarkannya masuk surga.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, kemudian empat tetangga dekatnya memberikan kesaksian bahwa mereka tidak mengetahui apa pun tentang si mayit kecuali kebaikan. Maka, Allah subhanahu wata’ala mengabulkan kesaksian itu. Dan mengampuni kesalahan si mayit yang tidak diketahui oleh para saksi.”
Berbuat baiklah kepada tetangga dekat. Meskipun kadang mereka tidak baik kepada kita. Bersabarlah dalam kebaikan itu.
Sebuah riwayat menyebutkan bahwa seorang ulama hadits, Abdullah ibnu Mubarak, pernah bermimpi saat tertidur di Masjidil Haram. Ketika itu ia sedang menunaikan ibadah haji.
Dalam mimpi itu, dua malaikat sedang berdialog. Di antara dialog itu mengatakan, Tidak ada seorang pun yang hajinya diterima saat ini. Kecuali, satu orang. Dan orang itu saat ini tidak berada di Masjidil Haram, melainkan di suatu tempat. Dan karena orang itu pula, jamaah haji saat ini Allah terima hajinya.
Malaikat menyebut nama orang itu, profesi, dan alamatnya. Identitas itu pun diingat kuat oleh Ibnu Mubarak.
Ibnu Mubarak mencari orang itu sesuai petunjuk yang ia peroleh dari mimpi itu. Ia begitu penasaran, amalan apa yang membuat orang itu begitu istimewa.
Setelah bertemu, Ibnu Mubarak menceritakan pengalamannya di Masjidil Haram. Orang itu pun menceritakan tentang batalnya ibadah haji dirinya.
Padahal, ia yang berprofesi sebagai tukang perbaikan sepatu mengumpulkan uang bertahun-tahun untuk ongkos haji. Tapi karena suatu sebab, ia membatalkan keberangkatan hajinya.
Suatu kali, ia mencium aroma masakan lezat dari salah satu rumah tetangganya. Istrinya tertarik untuk mencicipi. Dan, ia pun berkunjung ke tetangganya itu untuk meminta sedikit untuk istrinya.
Sayangnya, tetangganya keberatan untuk memberikan. “Makanan ini halal untuk kami, tapi haram untuk kalian,” ucapnya kira-kira seperti itu.
Setelah diteliti lebih jauh, ternyata tetangganya yang fakir itu sedang memasak daging dari bangkai sapi yang dibuang orang. Karena terpaksa, tetangganya menilai bahwa hal itu menjadi halal daripada ia dan keluarganya mati kelaparan.
Tukang sepatu itu kaget sekaligus prihatin. Ia merasa bersalah karena lalai dengan keadaan tetangganya yang fakir dan kelaparan.
Secara spontan, ia berikan semua ongkos haji itu untuk tetangganya yang fakir. Ia rela membatalkan keberangkatan hajinya demi membantu tetangganya.
Ibnu Mubarak begitu terpesona dengan cerita itu. Ia pun memaklumi kenapa Allah begitu memuliakan si tukang sepatu itu, meski ia batal berangkat haji. [Mh]