KEMULIAAN seseorang bukan dari status sosial dan ekonominya. Melainkan, dari kedudukannya di sisi Allah subhanahu wata’ala.
Di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ada seorang wanita miskin. Ia berkulit hitam, tua, dan lemah. Namanya Ummu Mahjan radhiyallahu ‘anha.
Tak banyak orang yang mengenalnya. Tak banyak pula warga Madinah yang menilai statusnya sebagai sosok yang dianggap di antara mereka.
Ummu Mahjan biasa menyapu ruangan Masjid Nabawi. Ia melakukannya secara rutin, sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mencermatinya sebagai sosok yang berbeda.
Suatu hari, saat berada di Masjid Nabawi, Rasulullah tidak mendapati sosok Ummu Mahjan. Beliau merasa kehilangan dengan sosok itu. Kemana?
Rasulullah bertanya kepada para sahabat radhiyallahum ajma’in: “Kemana Ummu Mahjan?”
Salah seorang sahabat menjawab, “Dia sudah meninggal dunia, Ya Rasulullah!”
Rasulullah terkejut. “Kenapa aku tidak dikabari?” ucap Rasulullah.
Sahabat pun menjelaskan kalau orang-orang mengira bahwa Ummu Mahjan orang biasa saja. Sehingga, mereka tidak merasa perlu mengabarkan kematiannya kepada Rasulullah.
“Bisakah kalian menunjukkan di mana makamnya?” ucap Rasulullah lagi.
Para sahabat pun menunjukkan letak makam Ummu Mahjan. Di luar dugaan para sahabat, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melaksanakan shalat jenazah di makam Ummu Mahjan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan, “Sesungguhnya kuburan-kuburan ini telah dipenuhi kegelapan oleh penghuninya. Dan Allah benar-benar akan memberikan mereka cahaya karena shalat yang aku kerjakan atas mereka.”
**
Jangan pernah menganggap rendah seseorang karena status sosial dan ekonominya. Boleh jadi di sisi Allah, ia orang yang paling mulia dari semua yang ada. [Mh]


