LINGKUNGAN mengikuti kita, atau kita yang mengikuti lingkungan?
Manusia dan lingkungan seperti dua sisi dalam satu koin. Nyaris tak bisa dipisahkan.
Kalau kita berada di kampung nelayan, jangan heran jika bocil-bocil di sana sudah pada mahir berenang. Meski di sana tidak ada kursus renang.
Kalau kita di kampung tepian hutan, jangan heran jika bocil-bocil di sana jago manjat pohon. Dan seterusnya.
Lingkungan membentuk orang-orang di sekitarnya.
Begitu pun di kampung dekat pasar dan terminal. Jangan heran jika suasananya kumuh, karakter warganya umumnya kasar.
Sebaliknya, di lingkungan dekat pesantren, warganya begitu sopan, ramah, dan alim.
Pertanyaannya, bisakah lingkungan dekat pasar dan terminal keadaan perilaku warganya seperti di sekitar pesantren?
Jawabannya, bisa jika ada sosok perubah. Bisa dilakukan secara aktif, bisa juga pasif.
Secara aktif, biasanya dilakukan oleh mereka yang luar biasa. Mereka adalah para aktivis, para dai, tokoh, dan lainnya.
Disebut luar biasa karena mereka aktif bukan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk orang banyak.
Dan ini juga sebagai rumus jitu kesuksesannya. Yaitu, semakin tinggi semangat ikhlasnya, semakin kuat pengaruh perubahannya.
Contoh, di daerah Kota Depok pernah ada aktivis yang membuat Master. Atau, singkatan dari madrasah terminal.
Jadi, meskipun lingkungannya terminal, tapi para remaja yang mencari penghidupan di terminal itu begitu baik, ramah, dan soleh.
Dengan kata lain, lingkungan buru bisa dibentuk baikk dan dilestarikan. Asal, para aktivisnya bergerak dengan ikhlas.
Dahulu Mekah dan sekitarnya juga dikenal jahiliyah. Tapi melalui dakwah Rasulullah justru berbalik menjadi pusat kesolehan dunia.
Bagaimana dengan perubahan dengan cara pasif?
Perubahan ini dilakukan melalui konsistensi sikap secara pasif. Yaitu oleh mereka yang menunjukkan dan terus menghidupkan karakter baik yang diinginkan. Tanpa aktif bergerak.
Kalau dalam istilah politik biasa disebut sebagai silent majority. Yaitu masyarakat yang ingin perubahan menunjukkan karakter perubahannya secara sikap, bukan gerakan.
Jadi, rasanya tidak ada alasan untuk abai dengan lingkungan.
Lakukan perubahan sehingga menjadi baik. Kalau tidak, lingkungan yang akan mengubah kita menjadi tidak baik. [Mh]